Zaman Majapahit Misteri Kutukan dan Ilmu Hitam

Kerajaan Majapahit sering dikenang sebagai puncak keemasan peradaban Nusantara. Wilayahnya yang luas, armada laut yang perkasa, dan sistem pemerintahan yang maju di bawah Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada menjadi bukti kejayaannya. Namun, di balik gemilangnya cahaya kemaharajaan, tersembunyi narasi gelap yang penuh dengan misteri, kutukan, dan praktik ilmu hitam. Artikel ini akan mengupas sisi mistis dari Kerajaan Majapahit yang sering luput dari catatan sejarah resmi.

majapahit

Sumpah Palapa Gajah Mada: Ambisi atau Terkutuk?

Sumpah Palapa adalah salah satu momen paling epik dalam sejarah Indonesia. Sumpah ini diucapkan Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Namun, beberapa sumber babad dan cerita rakyat menyebutkan bahwa dibalik sumpah tersebut tersimpan energi spiritual yang sangat besar.

Beberapa sejarawan esoteris meyakini bahwa untuk mencapai tujuannya, Gajah Mada tidak hanya mengandalkan kekuatan militer dan diplomasi. Dia juga memanfaatkan kekuatan spiritual, mungkin dengan melakukan ritual-ritual tertentu untuk memperkuat tekadnya dan melemahkan musuh. Ambisi yang begitu besar dan hampir tidak manusiawi ini menimbulkan pertanyaan: apakah ada “harga” yang harus dibayar untuk kekuatan seperti itu? Legenda menyebutkan bahwa energi dari sumpah inilah yang kelak meninggalkan “jejak” mistis yang terkait dengan keruntuhan Majapahit.

Ritual dan Ilmu Hitam dalam Lingkaran Kekuasaan

Kehidupan di dalam istana Majapahit tidak selalu tentang kemewahan dan intrik politik. Praktik ilmu gaib, atau yang sering disebut sebagai kebatinan dan ilmu hitam, dipercaya menjadi alat untuk mempertahankan tahta, meraih cinta, atau menyingkirkan lawan.

Aji-aji dan Ilmu Kekebalan

Para prajurit dan bangsawan Majapahit dikenal mempelajari berbagai aji atau ilmu kesaktian. Ilmu-ilmu seperti Aji SenggoroAji Gempeng Milir, atau Aji Brajamusti diajarkan untuk mendapatkan kekuatan fisik yang luar biasa, kebal terhadap senjata tajam, atau memiliki pukulan yang mematikan. Praktik ini sering melibatkan laku spiritual seperti bertapa, puasa, dan mantra-mantra tertentu.

Santet dan Teluh sebagai Senjata Rahasia

Dalam kitab Pararaton dan Calon Arang, disebutkan secara eksplisit tentang penggunaan ilmu hitam untuk mencelakai musuh. Kisah Calon Arang, seorang janda penyihir dari Girah, adalah contoh paling terkenal. Dia menggunakan ilmu hitamnya untuk menyebarkan wabah penyakit di kerajaan karena marah putrinya tidak kunjung dilamar. Kisah ini menggambarkan betapa masyarakat Majapahit sangat percaya dan waspada terhadap praktik perdukunan gelap (teluhsantetguna-guna).

Intrik dalam istana juga sering melibatkan ilmu-ilmu ini. Perebutan kekuasaan, persaingan antar selir, dan persekongkolan untuk menjatuhkan lawan dipercaya sering menggunakan bantuan dukun atau orang-orang yang memiliki ilmu hitam.

Misteri Kutukan Sabda Palon dan Naya Genggong

Salah satu misteri terbesar yang melingkupi keruntuhan Majapahit adalah legenda Kutukan Sabda Palon. Sabda Palon dan Naya Genggong digambarkan sebagai penasihat spiritual atau dhanyang (roh penjaga) tanah Jawa yang melekat pada Kerajaan Majapahit.

Konon, ketika agama Islam mulai masuk dan pengaruh Majapahit memudar, Sabda Palon marah. Dia mengucapkan kutukan bahwa setelah keruntuhan Majapahit, tanah Jawa akan mengalami zaman edan (zaman kemerosotan moral) selama 500 tahun. Barulah setelah itu, kejayaan Nusantara akan bangkit kembali.

Kutukan ini sangat melekat dalam ingatan kolektif masyarakat Jawa dan sering dikaitkan dengan berbagai bencana alam dan krisis sosial yang melanda Jawa pasca-era Majapahit. Banyak yang percaya bahwa zaman edan tersebut masih berlangsung hingga kini, menunggu datangnya waktu kebangkitan.

Jejak Mistis Peninggalan Majapahit

Situs-situs peninggalan Majapahit hingga saat ini masih dianggap memiliki aura mistis yang kuat. Tempat-tempat seperti:

  • Trowulan: Ibu kota Majapahit ini diyakini banyak menyimpan energi masa lalu. Banyak pengunjung dan peneliti melaporkan penampakan penampakan gaib atau merasakan sensasi aneh di sekitar situs Candi Minak Jinggo, Kolam Segaran, atau makam-makam kuno.
  • Candi Sukuh dan Candi Ceto: Candi yang berlatar belakang Hindu Tantris ini penuh dengan simbolisme yang tidak lazim. Arca dan relief yang menggambarkan alat kelamin (lingga-yoni) serta adegan-adegan dari kitab Sudamala sering dikaitkan dengan tempat untuk pemujaan dan ritual tertentu untuk mencapai kekuatan spiritual tertinggi, yang kadang beririsan dengan praktik ilmu hitam.
  • Petilasan dan Goa-Goa: Banyak goa di sekitar Jawa Timur, seperti Goa Maria di Tretes, yang dahulu dipercaya sebagai tempat bertapa para raja, pepatih, dan pendeta untuk mencari wahyu atau ilmu kesaktian.

Kesimpulan: Antara Sejarah dan Legenda

Meskipun bukti-bukti sejarah tertulis tentang praktik ilmu hitam dan kutukan ini sulit diverifikasi secara akademis, kepercayaan dan legenda tersebut tetap hidup dan menjadi bagian dari folklore masyarakat Jawa. Kisah-kisah ini menambahkan lapisan dimensi yang dalam dan misterius pada narasi besar Kerajaan Majapahit.

Mereka mengingatkan kita bahwa di balik kejayaan sebuah peradaban, selalu ada dinamika yang kompleks—tidak hanya dari aspek politik dan ekonomi, tetapi juga dari aspek spiritual dan kepercayaan. Misteri kutukan dan ilmu hitam Majapahit tetap menjadi bagian dari warisan budaya yang terus diteliti, diperdebatkan, dan diceritakan dari generasi ke generasi, mengundang kita untuk terus menjelajahi masa lalu yang penuh dengan rahasia.

Kata Kunci: Majapahit, Kutukan Majapahit, Ilmu Hitam Majapahit, Sumpah Palapa, Gajah Mada, Sabda Palon, Calon Arang, Mistis Majapahit, Sejarah Kerajaan Jawa, Legenda Nusantara, Zaman Edan, Candi Sukuh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *