Teori Kiamat NASA: Planet Nibiru Sudah Dekat?

Selama beberapa dekade, bayangan tentang “Planet X” atau “Nibiru”—sebuah planet raksasa yang dikabarkan akan menabrak Bumi dan memusnahkan peradaban—telah menghantui sudut-sudut gelap internet dan teori konspirasi. Setiap tahun, ramalan tentang kedatangannya muncul dengan tanggal yang baru, menebar ketakutan dan kebingungan. Lalu, bagaimana sebenarnya tanggapan lembaga antariksa terkemuka dunia, NASA? Apakah kiamat yang digaungkan oleh teori Nibiru ini memiliki dasar sains yang kuat, atau hanya sekadar hoaks belaka?

kiamat

Artikel ini akan mengupas tuntas mitos Planet Nibiru, menelusuri asal-usulnya, membongkar bantahan ilmiah dari NASA, dan mengidentifikasi ancaman nyata dari luar angkasa yang justru patut kita waspadai.

Apa Itu Planet Nibiru dan Dari Mana Asalnya?

Konsep Planet Nibiru tidak berasal dari komunitas sains, melainkan dari klaim seorang penulis bernama Zecharia Sitchin pada tahun 1976. Dalam bukunya, The Twelfth Planet, Sitchin menafsirkan ulang teks-teks kuno Sumeria tentang sebuah dewa bernama “Marduk” yang diasosiasikan dengan sebuah planet. Ia mengklaim bahwa Nibiru adalah planet raksasa dengan orbit yang sangat elips dan membutuhkan 3.600 tahun untuk mengelilingi Matahari.

Teori konspirasi kemudian berkembang. Nibiru dikatakan sedang meluncur ke tata surya bagian dalam dan suatu hari nanti akan bertabrakan dengan Bumi, menyebabkan bencana alam dahsyat yang memicu kiamat. Meskipun tidak ada bukti arkeologis atau astronomis yang mendukung klaim Sitchin, narasi ini terus hidup dan dipercaya oleh banyak orang.

Bantahan NASA: Mengapa Nibiru Tidak Nyata?

NASA secara tegas dan konsisten telah menyangkal keberadaan Nibiru. Berikut adalah penjelasan sains yang mereka sampaikan:

  1. Tidak Terlihat oleh Teleskop: Dalam tata surya kita, objek sebesar Nibiru (yang digambarkan sebagai raksasa gas seperti Jupiter) tidak mungkin bisa bersembunyi. Jika ia mendekati Bumi, ia akan menjadi objek paling terang di langit setelah Matahari dan Bulan, mudah dilihat dengan mata telanjang. Jaringan teleskop darat dan luar angkasa seperti Teleskop Luar Angkasa Hubble, Teleskop Pan-STARRS, dan Teleskop Antariksa James Webb akan dengan mudah mendeteksinya. Tidak ada satu pun observatorium yang pernah melaporkan penemuan seperti itu.
  2. Gangguan Gravitasi yang Terlacak: Planet dengan massa sebesar Nibiru akan memiliki pengaruh gravitasi yang sangat besar pada orbit planet-planet lain di tata surya, terutama planet dalam seperti Mars, Bumi, Venus, dan Merkurius. Para astronom dapat menghitung orbit planet dengan presisi yang sangat tinggi. Tidak ada anomali gravitasi yang mengindikasikan adanya planet tersembunyi yang mendekat.
  3. Pernyataan Resmi NASA: Dr. David Morrison, ilmuwan senior di NASA Astrobiology Institute, pernah secara khusus membahas Nibiru. Ia menyatakan, “Nibiru adalah lelucon internet yang bodoh. Tidak ada dasar fakta untuk klaim tersebut. Jika Nibiru nyata dan menuju Bumi, kita sudah bisa melihatnya, dan kita sudah bisa merasakan dampak gravitasinya.”

Lalu, Apa Itu “Planet Sembilan” yang Diteliti NASA?

Penting untuk membedakan antara hoaks Nibiru dan penelitian sains yang sah tentang “Planet Sembilan”. Para astronom memang memiliki hipotesis tentang planet masif yang mungkin berada di wilayah terluar tata surya, jauh melampaui orbit Neptunus.

  • Lokasi: Planet Sembilan diperkirakan memiliki orbit yang sangat jauh, ratusan kali lebih jauh dari Bumi ke Matahari. Ia tidak akan pernah mendekati Bumi.
  • Tujuan Penelitian: Hipotesis ini diajukan untuk menjelaskan orbit aneh dari beberapa objek di Sabuk Kuiper, bukan sebagai ramalan kiamat.
  • Status: Hingga saat ini, Planet Sembilan masih merupakan prediksi teoretis dan belum dikonfirmasi keberadaannya.

Ancaman Nyata dari Luar Angkasa: Bukan Nibiru, Tapi Asteroid

Alih-alih mengkhawatirkan planet fiksi, komunitas sains justru fokus pada ancaman nyata: Tabrakan Asteroid. Berbeda dengan Nibiru, tabrakan asteroid adalah peristiwa yang telah terjadi dalam sejarah Bumi (seperti peristiwa yang memusnahkan dinosaurus) dan berpotensi terulang.

NASA dan lembaga antariksa lainnya serius menangani hal ini melalui program Planetary Defense. Mereka secara aktif:

  • Mencari dan Melacak asteroid yang berpotensi berbahaya (Potentially Hazardous Objects/PHOs).
  • Menghitung orbit mereka untuk memprediksi risiko tabrakan di masa depan.
  • Mengembangkan teknologi untuk membelokkan asteroid, seperti misi DART (Double Asteroid Redirection Test) yang telah berhasil mengubah orbit sebuah asteroid.

Kesimpulan: Antara Hoaks dan Sains

Teori kiamat Planet Nibiru adalah contoh sempurna dari bagaimana informasi yang salah dapat menyebar luas dan menimbulkan kecemasan yang tidak perlu. NASA, dengan semua instrumen dan keahliannya, telah memberikan penjelasan yang gamblang: Nibiru tidak ada.

Kekhawatiran kita seharusnya dialihkan pada ancaman yang nyata dan dapat diteliti, seperti perubahan iklim atau tabrakan asteroid, yang justru sedang diantisipasi secara serius oleh komunitas sains global. Dengan memercayai sains dan data yang valid, kita dapat membedakan antara fiksi yang menakutkan dan kewaspadaan yang berdasarkan fakta. Jadi, tenang saja, kiamat yang disebabkan Nibiru hanyalah cerita fiksi belaka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *