Surat Ancaman Anthrax 2001 dan Pelaku yang Tak Diketahui

Serangan 9/11 yang menghancurkan Menara Kembar World Trade Center pada tahun 2001 belum usai gegap gempitanya, Amerika Serikat kembali diteror oleh ancaman yang tak kalah menyeramkan. Beberapa minggu setelahnya, serangkaian surat berisi spora bakteri Anthrax yang mematikan muncul di berbagai lokasi, menebar ketakutan dan menewaskan lima orang. Peristiwa yang dikenal sebagai “Amerithrax” ini menjadi salah satu kasus bioterorisme paling kompleks dalam sejarah modern. Meski FBI telah menutup kasusnya, misteri dan pertanyaan besar tentang pelaku sejati dan motifnya masih membayangi hingga kini.

Anthrax

Kronologi Serangan Anthrax 2001

Serangan dimulai secara sistematis pada pertengahan September 2001, tepat setelah serangan 9/11. Surat-surat yang berisi bubuk halus berwarna putih diperkirakan dikirim dari kotak pos di Princeton, New Jersey.

  • 18 September 2001: Surat pertama dikirim ke beberapa kantor media. Surat yang ditujukan kepada ABC News, CBS News, NBC News, dan New York Post berisi spora Anthrax dengan tingkat kemurnian rendah. Isi suratnya bertuliskan, “09-11-01. ANDA TELAH TERPAPAR ANTHRAX. ANDA SEKARANG AKAN MATI. ALLAH BESERTA KAMI. TERIMA KASIH.”
  • 9 Oktober 2001: Surat kedua yang jauh lebih mematikan dikirim kepada dua senator Demokrat terkemuka, Tom Daschle dan Patrick Leahy. Spora Anthrax dalam surat ini memiliki tingkat kemurnian dan penggilingan yang sangat tinggi, membuatnya mudah terhirup dan sangat mematikan. Surat ini berisi pesan yang mirip.

Bubuk yang tidak terlihat itu dengan cepat menyebar melalui sistem ventilasi gedung-gedung tempat surat dibuka, mengkontaminasi fasilitas pos, dan menginfeksi siapa saja yang menghirup atau menyentuhnya.

Korban dan Dampak yang Ditimbulkan

Serangan Anthrax 2001 tidak hanya menimbulkan korban jiwa tetapi juga kepanikan nasional.

  • 22 Korban Terinfeksi: Sebanyak 22 orang terkonfirmasi terinfeksi antraks, dengan 11 di antaranya merupakan jenis antraks inhalasi (terhirup) yang paling berbahaya.
  • 5 Korban Meninggal: Lima orang kehilangan nyawa mereka:
    1. Robert Stevens (63), fotografer di Sun tabloid, Florida. Kematiannya adalah yang pertama dan membuat publik sadar akan ancaman ini.
    2. Thomas Morris Jr. (55), dan
    3. Joseph Curseen (47), kedua-duanya adalah karyawan pusat pemrosesan surat di Washington D.C.
    4. Kathy Nguyen (61), pekerja gudang di rumah sakit di New York.
    5. Ottilie Lundgren (94), seorang wanita tua di Connecticut. Kematiannya paling misterius karena tidak ada hubungan jelas dengan surat yang terkontaminasi, diduga ia terpapar dari surat lain yang mengalami cross-contamination.

Dampak sosialnya luar biasa. Orang-orang menjadi takut membuka surat, pasar saham terguncang, dan pemerintah menggelontorkan miliaran dolar untuk persiapan menghadapi serangan bioterorisme lainnya. Ketakutan akan serangan “kiamat kecil” yang lain menyelimuti seluruh negeri.

Penyidikan FBI dan “Pelaku Utama”

Penyidikan FBI, yang diberi kode nama “Amerithrax”, merupakan salah yang terbesar dan paling rumit dalam sejarah badan tersebut. Selama bertahun-tahun, penyelidik fokus pada seorang ilmuwan yang bekerja di lembaga penelitian biodefense pemerintah AS, USAMRIID (U.S. Army Medical Research Institute of Infectious Diseases).

Bruce Edwards Ivins: Sang Tersangka Utama

Pada tahun 2008, FBI secara resmi mengumumkan bahwa ilmuwan mereka, Dr. Bruce Edwards Ivins, adalah satu-satunya pelaku di balik serangan Anthrax 2001. Ivins adalah seorang ahli mikrobiologi yang sangat terampil dan telah membantu FBI dalam analisis sampel Anthrax dari surat-surat tersebut.

Bukti-bukti yang diungkapkan FBI meliputi:

  1. Kecocokan Genetik: Spora Anthrax dalam surat berasal dari strain “Ames” yang langka. FBI menyatakan bahwa sampel yang dimiliki Ivins adalah kecocokan genetik yang sempurna dengan Anthrax dalam surat.
  2. Akses dan Keahlian: Ivins memiliki akses penuh ke fasilitas yang menyimpan strain Ames dan memiliki keahlian untuk memurnikan dan mengolah spora menjadi bubuk halus yang mematikan.
  3. Jejak Psikologis: Rekan-rekan kerja menggambarkan Ivins memiliki masalah kesehatan mental dan kepribadian yang tidak stabil. Ia juga dikatakan memiliki obsesi dengan kelompok agama tertentu yang terkait dengan pesan dalam surat.

Namun, sebelum sempat diadili, Bruce Ivins ditemukan meninggal karena overdosis obat pada 29 Juli 2008. Kematiannya dinyatakan sebagai bunuh diri. Dengan kematiannya, FBI menutup kasus Amerithrax pada tahun 2010, menyimpulkan bahwa Ivins bertindak sendiri.

Kontroversi dan Misteri yang Masih Tersisa

Meski FBI telah menutup kasus, banyak pengamat, ilmuwan, dan bahkan anggota kongres yang meragukan kesimpulan ini. Banyak pertanyaan kritis yang belum terjawab:

  1. Kelemahan Bukti Fisik: Tidak ada sidik jari atau DNA Ivins yang ditemukan pada sampel surat Anthrax. Bukti terkuat hanyalah kecocokan genetik, yang menurut beberapa ahli, tidak cukup karena banyak sampel lain di berbagai laboratorium yang memiliki kecocokan serupa.
  2. Motif yang Tidak Jelas: Apa motif Ivins? FBI menyatakan ia melakukannya untuk menarik perhatian pada penelitian vaksin Anthrax yang ia kerjakan. Namun, banyak yang menganggap motif ini terlalu lemah untuk sebuah tindakan yang begitu rumit dan berisiko tinggi.
  3. Keterlibatan Pihak Lain: Beberapa pihak berspekulasi apakah mungkin ada lebih dari satu pelaku, mengingat tingkat keahlian teknis yang dibutuhkan sangat tinggi. Apakah Ivins hanya “kambing hitam” untuk menutupi keterlibatan orang atau kelompok lain yang lebih besar?
  4. Waktu yang Sangat Kebetulan: Serangan Anthrax terjadi persis setelah 9/11, yang langsung mengarahkan kecurigaan pada Al-Qaeda. Apakah ini hanya kebetulan atau ada upaya untuk memanipulasi opublik dan memperkuat alasan untuk perang?

Warisan dan Pelajaran dari Tragedi Anthrax 2001

Terlepas dari siapa pelakunya, serangan Anthrax 2001 meninggalkan warisan yang dalam:

  • Peningkatan Biodefense: AS dan dunia meningkatkan investasi besar-besaran dalam penelitian dan kesiapan menghadapi ancaman biologis.
  • Prosedur Keamanan Pos: Sistem pos di seluruh dunia menerapkan protokol keamanan dan deteksi bahan berbahaya yang ketat.
  • Trauma Kolektif: Peristiwa ini menunjukkan bahwa teror tidak hanya datang dari bom atau pesawat, tetapi bisa dari sesuatu yang sederhana seperti selembar surat.

Kesimpulan

Misteri surat ancaman Anthrax 2001 mungkin secara resmi telah ditutup oleh FBI, tetapi tabir misterinya belum sepenuhnya tersibak. Kasus ini tetap menjadi contoh suram tentang bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan bisa disalahgunakan untuk teror, dan bagaimana dalam dunia yang penuh dengan informasi, kebenaran sejati terkadang tetap menjadi teka-teki yang paling sulit dipecahkan. Nama Bruce Ivins mungkin tercatat sebagai pelaku, tetapi pertanyaan “Siapa sebenarnya di balik serangan anthrax?” masih terus menggema, membuat peristiwa “Amerithrax” menjadi salah satu bab paling kelam dan membingungkan dalam sejarah keamanan modern.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *