Prabu Siliwangi. Namanya begitu melekat dalam budaya dan sejarah Sunda sebagai raja agung Kerajaan Pajajaran yang membawa zaman keemasan. Ia digambarkan sebagai pemimpin yang adil, bijaksana, dan memiliki kesaktian yang tiada tara. Namun, di balik catatan sejarah dan legenda yang sudah dikenal luas, terselip narasi lain yang lebih misterius dan kontroversial: benarkah Prabu Siliwangi melakukan kontak dengan peradaban luar bumi atau makhluk dari dimensi lain?

Artikel ini akan mengupas tuntas mitos, legenda, dan interpretasi modern yang mencoba menghubungkan Raja Sunda ini dengan fenomena yang melampaui pemahaman duniawi biasa.
Mengenal Prabu Siliwangi: Raja Duniawi atau Makhluk Transcendent?
Sebelum membahas teori-teori spekulatif, penting untuk memahami siapa sebenarnya Prabu Siliwangi dalam konteks sejarah dan budaya.
- Figur Historis: Dalam naskah kuno seperti Carita Parahyangan dan Pantun Bogor, Prabu Siliwangi sering diidentifikasikan sebagai Sri Baduga Maharaja yang memerintah Pakuan Pajajaran sekitar tahun 1482-1521 Masehi. Ia adalah raja yang membangun sistem irigasi, memperkuat militer, dan memakmurkan rakyatnya.
- Figur Legenda: Dalam tradisi lisan dan pantun, Siliwangi adalah sosok setengah dewa. Ia dikenal dengan kesaktiannya seperti bisa menghilang (Tilem), berubah wujud (Maung Lodaya – harimau), dan berkomunikasi dengan makhluk gaib. Kemampuannya yang “tidak biasa” inilah yang memicu berbagai spekulasi.
Sumber Legenda yang Memicu Teori “Kontak Luar Bumi”
Beberapa fragmen cerita dan kepercayaan lokal menjadi pijakan bagi mereka yang percaya pada teori astro-arkeologi atau “ancient astronaut” yang dikaitkan dengan Prabu Siliwangi.
1. Wahyu Gading Anom dan “Benda Terbang”
Dalam beberapa versi legenda, disebutkan bahwa Prabu Siliwangi mendapatkan petunjuk atau wahyu yang disebut “Wahyu Gading Anom”. Wahyu ini sering digambarkan sebagai cahaya atau pengetahuan yang turun dari langit, memberikan kebijaksanaan dan kekuatan kepadanya. Bagi para pendukung teori luar bumi, “cahaya dari langit” ini bisa diinterpretasikan sebagai UFO atau kendaraan extraterrestrial yang mentransfer pengetahuan canggih kepada sang Raja.
2. Misteri Penghilangan Diri (Moksha/Nga-Hyang)
Salah satu misteri terbesar adalah hilangnya Prabu Siliwangi beserta kerajaan dan pasukannya. Konon, ia menolak untuk memeluk Islam dan memilih untuk “nga-hyang” – menghilang ke alam lain bersama seluruh kerajaannya. Peristiwa penghilangan massal ini sering digambarkan secara mistis: mereka masuk ke dalam bumi, menghilang dalam kabut, atau berubah wujud.
Dalam perspektif teori luar bumi, peristiwa ini bisa dilihat sebagai proses evakuasi atau ascending oleh species yang lebih maju. Kerajaan Pajajaran tidak musnah, tetapi “dipindahkan” ke dimensi lain atau bahkan ke planet lain oleh peradaban luar bumi yang menjadi sekutu Siliwangi.
3. Komunikasi dengan Makhluk Non-Manusia
Prabu Siliwangi dikenal mampu berkomunikasi dengan seluruh makhluk di hutannya, termasuk harimau dan makhluk halus. Dalam konteks modern, “makhluk halus” atau lelembut bisa saja diinterpretasikan ulang sebagai entitas dari dimensi lain atau makhluk ekstraterrestrial yang tidak terlihat oleh mata manusia biasa. Kemampuan Siliwangi berinteraksi dengan mereka menunjukkan bahwa ia mungkin memiliki gen atau teknologi yang memungkinkan persepsi beyond human.
4. Legenda Sangkuriang dan Teknologi Canggih
Legenda Sangkuriang (yang sering dikaitkan dengan asal-usul Gunung Tangkuban Perahu) juga menarik untuk dikaitkan. Sangkuriang, yang konon adalah anaknya, mencoba membangun sebuah perahu raksasa dalam semalam. Bagi beberapa teoris, ini bukanlah sihir, melainkan aplikasi teknologi canggih semacam replicator atau 3D printing yang mungkin diajarkan oleh “makhluk” yang berinteraksi dengan leluhurnya.
Analisis Kritis: Antara Mistisme, Metafora, dan Kemungkinan Lain
Meski teori kontak luar bumi menarik, penting untuk melakukan analisis kritis:
- Allegori dan Metafora: Budaya Nusantara kaya akan allegori. “Cahaya dari langit” lebih mungkin merupakan metafora untuk ilham, pencerahan spiritual, atau legitimasi politik ketimbang UFO secara harfiah.
- Konteks Kosmologi Sunda Kuno: Bagi masyarakat Sunda kuno, dunia gaib (alam kahyangan, alam lelembut) adalah bagian dari kosmologi yang nyata. Mengartikannya sebagai “luar bumi” adalah antropomorfisme modern – memaksakan框架 pemikiran abad ke-21 pada budaya abad ke-15.
- Kekuatan Naratif: Cerita-cerita kesaktian dibutuhkan untuk mengukuhkan status raja sebagai titisan dewa, yang merupakan hal umum dalam konsep kepemimpinan tradisional Nusantara.
Kesimpulan: Warisan yang Tetap Abadi
Apakah Prabu Siliwangi benar-benar bertemu dengan alien? Tidak ada bukti ilmiah atau historis yang konkret yang dapat membuktikan klaim tersebut. Teori ini tetap berada dalam ranah spekulasi, cryptohistory, dan interpretasi personal terhadap mitos.
Namun, daya tarik teori ini justru menunjukkan betapa kuat dan magnetisnya figur Prabu Siliwangi. Legenda dan kesaktiannya begitu powerful sehingga mampu memicu imajinasi yang melampaui batas-batas konvensional sejarah dan memasuki wilayah sci-fi dan fantasi.
Pada akhirnya, terlepas dari apakah ia seorang raja bijaksana, seorang shaman sakti, atau seorang yang melakukan kontak dengan peradaban lain, Prabu Siliwangi tetaplah simbol kejayaan, kearifan, dan misteri budaya Sunda yang abadi. Misteri ini mungkin sengaja diciptakan untuk menjaganya tetap hidup, bukan sebagai sejarah harfiah, tetapi sebagai mitos yang terus menginspirasi dan mengundang decak kagum dari generasi ke generasi. Kebenaran sejatinya mungkin telah terkubur bersama sang Raja, meninggalkan kita dengan warisan cerita yang tak kalah menariknya dengan teori kontak dengan peradaban luar bumi manapun.