Nyi Roro Kidul Dewa Laut Arwah Putri yang Terusir?

Nyi Roro Kidul adalah nama yang tak terpisahkan dari budaya dan spiritualitas Jawa. Ia adalah Ratu Laut Selatan, penguasa gaib samudera yang membentang di selatan Pulau Jawa. Namanya diucapkan dengan penuh hormat dan rasa takut, diiringi mitos-mitos tentang warna hijau yang pantang dikenakan di pantainya, serta kisah para pemuda yang hilang menjadi abdinya. Namun, di balik legenda yang megah dan menakutkan, tersembunyi narasi lain yang lebih manusiawi dan politis: apakah Nyi Roro Kidul sesungguhnya adalah seorang dewi, atau justru seorang korban konspirasi keraton yang diabadikan dalam mitos?

nyi roro kidul

Siapa Nyi Roro Kidul? Mengurai Benang Kusut Legenda

Legenda Nyi Roro Kidul tidak tunggal. Ia memiliki banyak versi, masing-masing menambahkan lapisan misteri pada sosoknya.

1. Versi yang Paling Populer: Putri yang Terkutuk

Dalam versi ini, Nyi Roro Kidul awalnya adalah seorang putri kerajaan yang cantik jelita bernama Kadita atau Dewi Srengenge dari Kerajaan Sunda atau Galuh. Karena iri hati dan konspirasi ibu tiri serta pesaingnya di istana, ia dikenakan kutukan yang mengakibatkan tubuhnya dipenuhi penyakit kulit yang menjijikkan. Diusir dari kerajaan, ia berkelana hingga ke ujung selatan Jawa. Dalam keputusasaan, ia terjun ke laut samudera. Namun, alih-alih mati, kutukan itu sirna dan ia berubah menjadi makhluk yang sangat cantik dan berkuasa atas seluruh laut selatan beserta isinya.

2. Versi Pra-Islam: Dewi Kuno Penjaga Laut

Beberapa sejarawan dan antropolog meyakini bahwa kepercayaan terhadap Nyi Roro Kidul adalah bentuk sinkretisme (perpaduan) antara kepercayaan animisme dan Hindu-Buddha yang sudah ada jauh sebelum Islam masuk ke Jawa. Ia dianggap sebagai personifikasi dari laut selatan itu sendiri—yang ganas, luas, dan misterius—sekaligus penjaganya. Pemujaan terhadapnya adalah bentuk permohonan agar laut tidak murka dan menelan korban jiwa.

3. Versi Spiritual: Penguasa Alam Gaib

Dalam kepercayaan Kejawen, Nyi Roro Kidul adalah salah satu makhluk spiritual tertinggi yang memimpin ribuan jin dan lelembut di wilayahnya. Ia adalah bagian dari kesempurnaan alam kosmos Jawa, di mana setiap elemen (gunung, hutan, laut) memiliki penjaganya masing-masing (dhanyang). Kekuasaannya mutlak di wilayah laut, dan manusia harus menghormatinya.

Nyi Roro Kidul dan Konspirasi Politik Kerajaan Mataram

Di sinilah narasi “korban konspirasi” mulai muncul. Banyak cendekiawan yang melihat hubungan antara Nyi Roro Kidul dan Kerajaan Mataram Islam (cikal bakal Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta) bukan sekadar hubungan spiritual, melainkan juga politik.

Legitimasi Kekuasaan Sultan Senopati

Pendiri Kerajaan Mataram, Panembahan Senopati, dikisahkan melakukan semedi di pantai selatan untuk mencari legitimasi spiritual atas kekuasaannya. Dalam legenda, Nyi Roro Kidul kemudian muncul dan menjalin hubungan khusus dengannya. Ia berjanji akan melindungi dan mendukung seluruh keturunan Senopati yang memimpin Mataram.

  • Alegori Politik: Kisah ini bisa dibaca sebagai sebuah alegori politik yang cerdik. Dengan mengklaim dukungan dari penguasa laut selatan yang sudah dipercaya masyarakat, Senopati mendapatkan legitimasi yang sangat kuat. Kekuasaannya tidak hanya diakui oleh manusia, tetapi juga oleh kekuatan supra-natural. Ini adalah strategi untuk mengukuhkan hegemoninya dan menundukkan kepercayaan lokal di bawah panji Mataram.

Pengalihan Isu dan Pengendalian Masyarakat

Laut selatan (Samudera Hindia) terkenal ganas dan sering menimbulkan korban. Bencana alam seperti tsunami, ombak besar, dan angin kencang adalah hal yang biasa.

  • Narasi yang Dibangun: Daripada menyalahkan kerajaan atas ketidakmampuan menangani bencana atau kemiskinan, keraton membangun narasi: “Bencana itu terjadi karena laut selatan murka. Kita harus menghormati Nyi Roro Kidul, sang penguasa.”
  • Fungsi Sosial: Mitos ini berfungsi sebagai alat pengendalian sosial. Larangan mengenakan warna hijau (warna kesukaannya) di pantai selatan, misalnya, membuat masyarakat menjadi lebih berhati-hati dan patuh. Ini adalah bentuk “mitos penjaga秩序” (penjaga ketertiban) yang efektif tanpa perlu menggunakan kekuatan militer secara berlebihan.

Nyi Roro Kidul sebagai Korban Narasi

Jika kita melihat versi “Putri Kadita yang terkutuk”, maka sosok Nyi Roro Kidul pada awalnya adalah korban. Korban dari kejahatan dan konspirasi dalam istana. Narasi yang dibangun Keraton Mataram bisa jadi adalah bentuk “pengambilalihan” atas cerita rakyat ini. Mereka mengambil seorang figur tragis yang sudah dikenal, lalu mengubahnya menjadi mitos pendukung kekuasaan mereka. Dengan kata lain, Nyi Roro Kidul tidak hanya sekali menjadi korban konspirasi (dalam cerita aslinya), tetapi juga kedua kalinya—kisahnya dikonspirasi untuk mengaburkan kekuasaan politik yang sebenarnya.

Misteri dan Fakta yang Tak Terpecahkan

Tentu saja, tidak semua hal bisa dijelaskan dengan rasionalitas.

  • Pengalaman Spiritual: Banyak orang, dari nelayan hingga pejabat, yang bersumpah telah melihat atau merasakan kehadirannya. Pengalaman spiritual ini adalah realitas bagi mereka yang mengalaminya dan tidak bisa begitu saja disepelekan.
  • Kekuatan Alam: Laut selatan memang memiliki kekuatan magnetis dan geografis yang unik, dengan palung laut yang dalam dan arus yang kuat. Energi alam ini bisa memicu perasaan “lain” yang kemudian diinterpretasikan sebagai kehadiran sang Ratu.

Kesimpulan: Dua Sisi Mata Uang yang Sama

Jadi, Nyi Roro Kidul: Dewati atau Korban Konspirasi?

Jawabannya mungkin: Ia adalah kedua-duanya.

Nyi Roro Kidul adalah fenomena yang kompleks. Di satu sisi, ia adalah dewi atau spirit penjaga yang telah mengakar dalam kepercayaan animistik Jawa selama berabad-abad. Kepercayaan ini adalah bagian dari kearifan lokal untuk memahami dan menghormati kekuatan alam yang dahsyat.

Di sisi lain, ia juga adalah “korban” dari sebuah narasi besar yang dibangun oleh Keraton Mataram untuk mengonsolidasikan kekuasaan. Kisah tragisnya diambil-alih dan diubah menjadi alat legitimasi politik dan pengendalian sosial yang sangat efektif.

Dua narasi ini tidak saling membatalkan, tetapi justru saling melengkapi dan membentuk sosok Nyi Roro Kidul yang kita kenal hari ini: sebuah perpaduan antara yang sakral dan yang profan, antara mitos dan politik, antara kekaguman dan ketakutan. Ia adalah cermin dari budaya Jawa itu sendiri—misterius, dalam, dan penuh dengan lapisan makna yang hanya bisa dipahami jika kita menyelam lebih dalam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *