Tutankhamun, atau Raja Tut, adalah salah satu firaun Mesir Kuno paling terkenal. Meski dia hanya memerintah selama sekitar 9 tahun (1332–1323 SM) dan meninggal di usia muda (18-19 tahun), namanya melegenda berkat penemuan makamnya yang masih utuh pada tahun 1922. Tapi, apa sebenarnya yang menyebabkan kematiannya?

1. Cedera Parah: Jatuh atau Kecelakaan?
Salah satu teori yang paling banyak dipercaya adalah bahwa Tutankhamun meninggal karena kecelakaan. Hasil CT scan pada muminya menunjukkan bahwa dia mengalami patah tulang di kaki kirinya. Beberapa ahli menduga ini terjadi saat dia berburu atau jatuh dari kereta perang. Luka ini mungkin terinfeksi atau menyebabkan komplikasi serius hingga merenggut nyawanya.
Tapi, ada juga yang meragukan teori ini. Beberapa peneliti berpendapat bahwa patah tulang itu bisa saja terjadi saat proses mumifikasi atau ketika makamnya digali.
2. Dibunuh? Konspirasi Keluarga Kerajaan
Awalnya, banyak yang menduga Tutankhamun tewas dibunuh. Foto sinar-X pada tahun 1968 menunjukkan ada kerusakan di bagian belakang kepalanya, sehingga muncul spekulasi bahwa dia dipukul sampai tewas. Namun, penelitian lebih lanjut membantah teori ini—kerusakan itu kemungkinan terjadi setelah kematiannya, mungkin saat proses pemakaman.
Meski begitu, beberapa sejarawan percaya bahwa kematiannya bisa jadi bagian dari persaingan kekuasaan. Ayahnya, Akhenaten, adalah firaun yang kontroversial karena mengubah agama Mesir dari politeistik (menyembah banyak dewa) menjadi monoteistik (hanya menyembah dewa Aten). Setelah kematian Akhenaten, banyak yang ingin menghapus pengaruhnya, termasuk mungkin dengan menyingkirkan Tutankhamun.
3. Penyakit Genetik & Tubuh yang Lemah
Penelitian DNA pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa Tutankhamun mungkin menderita beberapa penyakit karena pernikahan sedarah dalam keluarga kerajaan (orang tuanya adalah saudara kandung). Beberapa masalah kesehatannya antara lain:
- Malaria: Ditemukan bukti parasit malaria di tubuhnya, yang mungkin memperburuk kondisinya.
- Kelainan Tulang: Dia menderita penyakit tulang yang membuatnya sulit berjalan tanpa tongkat (makanya di makamnya ditemukan banyak tongkat).
- Cacat Bawaan: Beberapa ahli menduga dia memiliki bibir sumbing dan tulang belakang yang tidak normal.
Dengan kondisi tubuh yang lemah, infeksi kecil pun bisa berakibat fatal baginya.
4. Kutukan Firaun? Mitos atau Fakta?
Meski tidak berhubungan langsung dengan penyebab kematiannya, ada mitos “kutukan Tutankhamun” yang beredar. Beberapa orang yang terlibat dalam pembukaan makamnya meninggal tak lama setelah penemuannya, sehingga muncul anggapan bahwa mereka terkena kutukan. Namun, sebenarnya kematian mereka bisa dijelaskan secara logis—usia tua, infeksi, atau kecelakaan biasa.
Kesimpulan: Kombinasi Nasib Buruk & Kelemahan Fisik
Dari berbagai penelitian, kemungkinan besar Tutankhamun meninggal karena:
- Cedera kaki yang parah dan terinfeksi.
- Penyakit genetik yang melemahkan tubuhnya.
- Malaria atau infeksi lain yang memperburuk keadaannya.
Meski masih ada misteri yang belum terpecahkan, penelitian terbaru terus mengungkap fakta-fakta baru. Kematian Raja Tut tetap menjadi salah satu teka-teki sejarah paling menarik, memadukan sains, politik, dan legenda dalam satu kisah yang seru!
Menurutmu, apa yang benar-benar membunuh Tutankhamun? Kecelakaan, penyakit, atau konspirasi?
Baca juga: