Kesaktian Pendiri Mataram, Panembahan Senopati

Dalam panggung sejarah Nusantara, nama Mataram berdiri tegak sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar di Jawa yang mewariskan pengaruh budaya dan politik hingga kini. Pendirinya, Panembahan Senopati (atau dikenal sebagai Danang Sutawijaya), bukan hanya seorang pemimpin politik dan militer yang cakap, tetapi juga figur yang diselimuti oleh kisah-kisah kesaktian dan wahyu kenegaraan. Artikel ini akan mengupas secara mendalam tentang kesaktian Panembahan Senopati, merangkum mitos, fakta sejarah, dan warisan spiritual yang membentuk legenda pendiri Mataram ini.

mataram

Siapa Panembahan Senopati? Asal-Usul Pendiri Mataram

Panembahan Senopati lahir dengan nama Danang Sutawijaya. Ia adalah putra dari Ki Ageng Pemanahan, seorang bangsawan dan panglima yang berjasa besar bagi Kerajaan Pajang di bawah pemerintahan Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir).

Awalnya, Sutawijaya dibesarkan di lingkungan keraton Pajang dan dianggap sebagai putra angkat Sultan. Berkat jasanya menumpas pemberontakan Arya Penangsang, Ki Ageng Pemanahan dihadiahi wilayah Alas Mentaok, yang kelak menjadi cikal bakal Kesultanan Mataram. Setelah kematian ayahnya, Sutawijaya naik takhta dan memulai perjalanannya untuk memisahkan diri dari Pajang dan membangun kerajaannya sendiri: Mataram.

Kisah Kesaktian Panembahan Senopati: Antara Sejarah dan Legenda

Kesaktian Panembahan Senopati banyak tercatat dalam babad dan tradisi lisan Jawa. Kesaktian ini tidak hanya berupa kekuatan fisik, tetapi lebih pada legitimasi spiritual dan hubungannya dengan kekuatan alam dan leluhur Jawa.

1. Wahyu Kekuasaan (Wahyu Keprabon)

Salah satu legenda paling terkenal adalah turunnya “Wahyu Keprabon” atau wahyu kekuasaan kepada Senopati. Konon, wahyu ini adalah tanda bahwa ia telah dipilih oleh Yang Maha Kuasa untuk menjadi penguasa tanah Jawa. Proses mendapat wahyu ini sering digambarkan melalui laku spiritualnya yang intens, seperti bertapa dan meditasi di tempat-tempat keramat.

2. Pertemuan dengan Ratu Kidul (Kanjeng Ratu Loro Kidul)

Legenda yang paling melekat pada diri Panembahan Senopati adalah pertemuannya dengan Penguasa Laut Selatan, Kanjeng Ratu Loro Kidul. Konon, saat bertapa di Parang Kusumo, pantai selatan Jawa, Senopati bertemu dengan Ratu Kidul. Sang Ratu kemudian berjanji akan melindungi dan mendukung Kesultanan Mataram dan semua keturunannya. Perjanjian spiritual inilah yang diyakini sebagai sumber salah satu “kesaktian” terbesar Mataram: kedaulatan atas laut dan tanah Jawa. Hubungan khusus ini menjadi bagian integral dari legitimasi politik raja-raja Mataram selanjutnya.

3. Kesaktian dalam Peperangan

Sebagai seorang panglima, Senopati dikenal tangguh di medan perang. Kesaktiannya dalam pertempuran sering dikisahkan secara magis. Misalnya, dalam pertempuran melawan musuh-musuhnya, ia dikisahkan mampu menghilang, berjalan di atas air, atau mengerahkan pasukan makhluk halus untuk membantunya. Senjata pusakanya, seperti Keris Kyai Plered, juga dianggap memiliki kekuatan supranatural.

4. Hubungan dengan Kekuatan Spiritual Leluhur

Sebelum menjadi kerajaan Islam, Mataram adalah penerus dari kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha sebelumnya seperti Majapahit. Kesaktian Senopati juga dianggap berasal dari hubungannya dengan kekuatan spiritual leluhur Jawa ini. Ia sering dikisahkan berkomunikasi dengan arwah penguasa-penguasa Jawa terdahulu, seperti Sabdopalon dan Noyogenggo, yang merestui berdirinya Mataram.

Pemaknaan Kesaktian dalam Konteks Kekuasaan

Dalam konteks budaya dan politik Jawa abad ke-16, “kesaktian” bukan sekadar kekuatan magis. Kesaktian adalah simbol legitimasi. Seorang raja harus memiliki “wahyu” atau tanda dari alam semesta bahwa dialah yang pantas memerintah. Kisah-kisah kesaktian Panembahan Senopati berfungsi untuk:

  • Membangun Legitimasi Politik: Meyakinkan rakyat dan para bangsawan bahwa kekuasaannya adalah takdir dan memiliki dukungan kekuatan gaib.
  • Menyatukan Berbagai Kepercayaan: Dengan menggabungkan elemen Islam, kepercayaan animisme, dan Hindu-Buddha, Senopati berhasil menarik dukungan dari berbagai lapisan masyarakat Jawa.
  • Menjadi Sumber Kewibawaan: Kesaktian menjadikannya figur yang disegani, tidak hanya secara fisik tetapi juga spiritual.

Warisan Panembahan Senopati bagi Mataram dan Indonesia

Panembahan Senopati wafat pada tahun 1601 dan dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-Raja Mataram di Kota Gede, Yogyakarta—sebuah tempat yang hingga kini menjadi situs ziarah penting. Warisannya sangat besar:

  • Pendiri Dinasti: Ia adalah pendiri dinasti yang berkuasa di Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta hingga saat ini.
  • Pemersatu Jawa: Di bawah kepemimpinannya dan penerusnya, Mataram berhasil mempersatukan kembali sebagian besar tanah Jawa di bawah satu pemerintahan.
  • Warisan Budaya: Kisah-kisah kesaktiannya menjadi bagian tak terpisahkan dari sastra, seni pertunjukan (seperti wayang dan tari), serta mitologi Jawa.

Kesimpulan

Kesaktian Panembahan Senopati, pendiri Mataram, adalah sebuah narasi kompleks yang menjalin benang merah antara sejarah, mitos, dan spiritualitas. Di balik kisah-kisah magisnya, tersimpan strategi politik yang cerdas untuk membangun legitimasi dan kewibawaan sebuah kerajaan baru. Figur Senopati mengajarkan bahwa dalam persepsi Jawa, kepemimpinan yang sejati tidak hanya tentang kecerdasan duniawi, tetapi juga tentang kedalaman spiritual dan hubungan harmonis dengan alam dan leluhur. Legenda dan sejarahnya terus hidup, menjadikan nama Mataram dan Panembahan Senopati abadi dalam ingatan kolektif bangsa Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *