Dibalik Pemburuan Ho 229 oleh AS & Uni Soviet

Pada hari-hari terakhir Perang Dunia II, saat pasukan Sekutu bergerak maju ke jantung Jerman, sebuah misi rahasia yang dikenal sebagai “Operation Paperclip” oleh Amerika dan “Operation Osoaviakhim” oleh Soviet dilancarkan. Target mereka bukan hanya ilmuwan roket seperti Wernher von Braun, tetapi juga teknologi revolusioner yang bisa mengubah peta kekuatan global. Di tengah daftar buruan tersebut, terdapat satu nama yang mencuri perhatian: Horten Ho 229, pesawat terbang sayap terbang (flying wing) yang diyakini sebagai pesawat tempur siluman (stealth) pertama di dunia. Artikel ini mengupas tuntas sejarah, teknologi, dan perlombaan pemburuan Ho 229 yang menjadi cikal bakal teknologi pesawat siluman modern.

Ho 229

Apa Itu Ho 229? Visi Revolusioner Bersaudara Horten

Ho 229, terkadang disebut Gotha Go 229 karena pabrik yang memproduksinya, adalah buah pemikiran dari dua bersaudara Reimar dan Walter Horten, perwira Luftwaffe dan visioner di bidang desain pesawat sayap terbang.

Pada tahun 1943, Hermann Göring, pemimpin Luftwaffe, mengeluarkan permintaan untuk sebuah pesawat pembom yang mampu memenuhi “3 x 1000“: membawa 1000 kg bom, sejauh 1000 km, dengan kecepatan 1000 km/jam. Bersaudara Horten yakin bahwa desain flying wing-lah jawabannya.

Desain murni sayap terbang ini menghilangkan ekor dan fuselage konvensional, yang mengurangi drag (hambatan udara) secara signifikan dan meningkatkan efisiensi aerodinamis. Prototype Ho 229 V3 yang belum selesai diperkirakan mampu mencapai kecepatan hingga 977 km/jam, hampir memenuhi syarat kecepatan Göring, dengan jangkauan yang jauh melebihi pesawat sezamannya.

Fitur Siluman (Stealth) Ho 229: Kebetulan atau Desain Sengaja?

Inilah aspek paling menarik dari Ho 229 yang membuatnya menjadi legenda. Klaim bahwa ia adalah pesawat “siluman” didasarkan pada beberapa faktor:

  1. Bentuk Sayap Terbang: Desainnya yang halus dan tanpa ekor mengurangi sudut pantulan radar secara drastis dibandingkan pesawat konvensional yang memiliki banyak bidang datar (seperti ekor dan sayap).
  2. Konstruksi Kayu dan Komposit: Rangka pesawat terbuat dari tabung baja, tetapi sebagian besar kulit pesawat terbuat dari lapisan kayu lapis yang direkatkan dengan campuran arang dan serbuk kayu. Karbon dalam campuran perekat ini diketahui dapat menyerap gelombang radar, bukan memantulkannya kembali.
  3. Saluran Mesin yang Tersembunyi: Mesin jetnya tertanam di dalam badan sayap, mengurangi signature radar dari komponen logam mesin.

Apakah ini desain siluman yang disengaja? Reimar Horten mengklaim bahwa desainnya memang bertujuan untuk mengurangi visibilitas di radar. Namun, banyak sejarawan berargumen bahwa penggunaan kayu lebih didorong oleh kelangkaan logam pada akhir perang Jerman. Terlepas dari niatnya, hasilnya adalah sebuah pesawat yang memiliki signature radar yang sangat rendah (Low Observability).

Operasi Pemburuan: Perlombaan Intelijen AS dan Soviet

Pada April 1945, pasukan Amerika dari Divisi Infanteri ke-9 menguasai pabrik Gothaer Waggonfabrik di Friedrichroda. Di sana, mereka menemukan harta karun: prototype Ho 229 V3 yang hampir 90% selesai, serta beberapa prototipe dan komponen lainnya.

Pihak Amerika Serikat:

  • Segera menyadari nilai penemuan ini. Ho 229 V3 serta beberapa komponen dibongkar dan dikirim ke AS sebagai bagian dari Operation Paperclip.
  • Ilmuwan dan insinyur Jerman yang terlibat, termasuk Walter Horten, diwawancarai secara intensif.
  • Pesawat itu akhirnya dibawa ke Freeman Army Airfield di Indiana untuk diteliti dan diuji. Sayangnya, prototype yang rapuh tidak pernah diterbangkan.
  • Saat ini, Ho 229 V3 dipajang di Steven F. Udvar-Hazy Center, Smithsonian dekat Washington D.C., setelah melalui proses restorasi yang panjang.

Pihak Uni Soviet:

  • Tidak mau kalah, intelijen Soviet (NKVD) melancarkan Operation Osoaviakhim.
  • Mereka menyapu pabrik dan fasilitas penelitian, membawa serta ribuan ilmuwan, insinyur, dan teknisi Jerman beserta keluarga mereka ke Uni Soviet secara paksa.
  • Meskipun prototype utamanya sudah diambil AS, Soviet berhasil mengumpulkan desain, dokumen teknis, dan mungkin komponen kecil yang tersisa.
  • Reimar Horten, yang berada di zona pendudukan Inggris, tidak diambil Soviet, tetapi banyak insinyur dan pekerja pabrik Gotha yang menjadi sumber informasi berharga.

Warisan Abadi Ho 229: Dari Jerman ke Northrop Grumman B-2 Spirit

Pemburuan Ho 229 oleh dua adidaya dunia bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah revolusi teknologi.

  • Jack Northrop, perintis desain flying wing di AS (dengan pesawat Northrop YB-35 dan YB-49), sangat terinspirasi oleh karya Brosur Horten. Ia bahkan sempat bertemu dengan Reimar Horten setelah perang.
  • Data dan penelitian terhadap Ho 229 menjadi fondasi bagi program pengembangan pesawat siluman AS, yang berpuncak pada Lockheed F-117 Nighthawk dan mahakarya teknik Northrop Grumman B-2 Spirit.
  • Bentuk B-2 Spirit yang seperti kelelawar secara mencolok mirip dengan desain Ho 229, membuktikan bahwa visi Brosur Horten 50 tahun sebelumnya adalah benar-benar visioner.

Uni Soviet juga mengembangkan pesawat sayap terbang mereka sendiri, seperti proyek pesawat pembom Myasishchev dan Sukhoi, yang juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh dari Jerman.

Kesimpulan: Simbol Ambisi dan Inovasi yang Tak Terlampiaskan

Ho 229 tidak pernah melihat pertempuran. Hanya tiga prototype yang dibuat, dan hanya satu yang pernah terbang (Ho 229 V2). Namun, nilainya tidak terletak pada rekam jejak tempurnya, melainkan pada ide revolusioner yang diwujudkannya.

Pemburuan yang dilakukan oleh AS dan Uni Soviet terhadap Ho 229 membuktikan betapa berharganya teknologi ini. Ia adalah simbol dari lompatan teknologi yang dicapai Jerman Nazi, sekaligus menjadi pemicu perlombaan senjata siluman selama Perang Dingin. Kisah Ho 229 adalah cerita tentang bagaimana sebuah desain yang lahir dari keputusasaan perang, akhirnya mewariskan teknologi yang mengubah wajah peperangan udara modern selamanya. Ia adalah hantu dari masa lalu yang terbang menuju masa depan, menghubungkan visi dua bersaudara Jerman dengan dominasi udara di abad ke-21.


Kata Kunci yang Diintegrasikan: Ho 229, pesawat siluman, Operation Paperclip, Operation Osoaviakhim, Brothers Horten, flying wing, teknologi stealth, Perang Dunia II, pemburuan teknologi, AS vs Uni Soviet, Northrop B-2 Spirit, Gotha Go 229.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *