Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga identitas budaya suatu masyarakat. Sayangnya, banyak bahasa di dunia terancam punah karena berbagai faktor seperti globalisasi, migrasi, dan dominasi bahasa mayor. Menurut UNESCO, setidaknya satu bahasa punah setiap dua minggu, dan diperkirakan 50-90% bahasa di dunia akan hilang pada akhir abad ini.

Artikel ini akan membahas penyebab kepunahan bahasa, contoh bahasa yang terancam punah, serta upaya pelestarian yang dapat dilakukan.
Penyebab Kepunahan Bahasa
1. Globalisasi dan Dominasi Bahasa Mayor
Bahasa Inggris, Mandarin, dan Spanyol mendominasi percakapan global, menyebabkan penutur bahasa daerah beralih ke bahasa yang lebih “bergengsi”. Generasi muda cenderung meninggalkan bahasa ibu mereka demi kesempatan ekonomi yang lebih baik.
2. Migrasi dan Perkawinan Antar-Etnis
Perpindahan penduduk ke kota besar atau negara lain membuat bahasa daerah sulit bertahan. Anak-anak dari pasangan berbeda etnis seringkali tidak diajarkan bahasa asli orang tua mereka.
3. Kurangnya Dokumentasi dan Regulasi
Banyak bahasa daerah tidak memiliki sistem tulisan, sehingga hanya diwariskan secara lisan. Jika penutur terakhir meninggal, bahasa tersebut punah tanpa jejak.
4. Penindasan Politik dan Sosial
Beberapa pemerintah melarang penggunaan bahasa minoritas untuk menciptakan keseragaman nasional. Contohnya, larangan penggunaan bahasa daerah di sekolah pada masa Orde Baru.
Contoh Bahasa yang Terancam Punah di Indonesia dan Dunia
1. Bahasa Ternate (Maluku Utara)
Hanya tersisa sekitar 50.000 penutur asli, dan generasi muda lebih memilih Bahasa Indonesia atau Melayu Ternate.
2. Bahasa Dusner (Papua)
Pada 2011, hanya dua penutur asli yang tersisa. Upaya revitalisasi dilakukan oleh linguis asing untuk menyelamatkannya.
3. Bahasa Yuchi (Oklahoma, AS)
Hanya 5 penutur fasih tersisa. Bahasa ini tidak terkait dengan bahasa mana pun di dunia, membuatnya sangat unik.
4. Bahasa Ainu (Jepang)
Hampir punah akibat asimilasi paksa oleh pemerintah Jepang. Kini, upaya revitalisasi digalakkan melalui kursus dan media digital.
Upaya Pelestarian Bahasa yang Terancam Punah
1. Dokumentasi dan Penelitian
Lembaga seperti UNESCO dan Living Tongues Institute bekerja sama dengan linguis untuk merekam kosakata, tata bahasa, dan cerita lisan.
2. Pendidikan Multibahasa
Memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum sekolah, seperti yang dilakukan dengan Bahasa Jawa dan Sunda di Indonesia.
3. Media dan Teknologi
Pemanfaatan YouTube, podcast, dan aplikasi pembelajaran bahasa (seperti Duolingo) untuk memperkenalkan bahasa kepada generasi muda.
4. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat mengeluarkan perlindungan hukum, seperti UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara yang mendukung pelestarian bahasa daerah.
5. Komunitas dan Gerakan Sosial
Kelompok budaya dan NGO seperti Endangered Languages Project menggalang kampanye untuk menyelamatkan bahasa-bahasa kritis.
Kesimpulan
Kepunahan bahasa berarti hilangnya pengetahuan tradisional, sejarah, dan identitas budaya. Meskipun tantangannya besar, upaya pelestarian melalui pendidikan, teknologi, dan kebijakan dapat memperlambat laju kepunahan. Setiap orang dapat berkontribusi, baik dengan mempelajari bahasa daerah, mendukung program revitalisasi, atau sekadar menyebarkan kesadaran.
Bagaimana pendapat Anda tentang upaya pelestarian bahasa? Apakah Anda penutur bahasa daerah yang terancam punah? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!
FAQ (Pertanyaan Umum)
Q: Berapa banyak bahasa yang terancam punah di Indonesia?
A: Menurut UNESCO, ada sekitar 143 bahasa di Indonesia yang terancam punah.
Q: Apa bahasa yang sudah punah di Indonesia?
A: Beberapa contohnya adalah Bahasa Tandia (Papua) dan Bahasa Hukumon (Maluku).
Q: Bagaimana cara saya berkontribusi dalam pelestarian bahasa?
A: Anda bisa mempelajari bahasa daerah, mendukung komunitas lokal, atau berdonasi kepada organisasi pelestarian bahasa.
Dengan meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan, kita dapat membantu menjaga warisan linguistik dunia untuk generasi mendatang.