Grigori Rasputin, nama yang membangkitkan gambaran tentang seorang lelaki jahat, mata-mata, dan biarawan gila yang memegang kendali atas keluarga kekaisaran Rusia. Salah satu konspirasi paling abadi yang mengelilinginya adalah klaim bahwa dia adalah agen rahasia untuk Kekaisaran Jerman selama Perang Dunia I. Tuduhan ini bukan hanya gosip sembarangan; ini adalah keyakinan yang dipegang oleh banyak elite Rusia pada masanya dan berkontribusi langsung pada pembunuhannya. Tapi seberapa valid klaim ini? Apakah Rasputin benar-benar mata-mata Jerman, ataukah ini hanya fitnah yang dirancang untuk menghancurkannya?

Artikel ini akan menyelami bukti-bukti sejarah, motif, dan konteks politik untuk mengungkap kebenaran di balik salah satu misteri paling menarik abad ke-20.
Siapa Sebenarnya Grigori Rasputin?
Sebelum menyelami konspirasi mata-mata, penting untuk memahami siapa Rasputin itu. Dia adalah seorang petani Siberia yang mengklaim memiliki karunia penyembuhan dan visi religius. Dia tiba di Saint Petersburg sekitar tahun 1903 dan, karena kemampuannya yang konon dapat menghentikan pendarahan Putra Mahkota Alexei yang menderita hemofilia, dia mendapatkan kepercayaan penuh dari Tsarina Alexandra.
Pengaruhnya di istana tumbuh pesat. Dia menjadi penasihat spiritual dan de facto politik bagi Tsarina, terutama setelah Tsar Nicholas II pergi untuk memimpin tentara Rusia di front pada tahun 1915. Posisi unik inilah yang memicu kebencian, kecurigaan, dan akhirnya, tuduhan pengkhianatan.
Lingkungan Politik: Rusia dalam Perang Dunia I
Konteksnya sangat penting. Perang Dunia I (1914-1918) adalah bencana bagi Rusia. Kekalahan militer berturut-turut, korban jiwa yang tinggi, dan krisis ekonomi menciptakan gelombang ketidakpuasan yang besar terhadap pemerintahan Tsar.
Jerman adalah musuh bebuyutan Rusia dalam perang ini. Segala sesuatu yang berbau “Jerman” dibenci, termasuk Tsarina Alexandra sendiri, yang merupakan keturunan Jerman. Musuh-musuh politik Rasputin dengan cepat memanfaatkan sentimen xenofobia ini untuk menyerangnya. Mereka menyebutnya sebagai “orang Jerman yang dikirim” dan menuduhnya memimpin “faksi pro-perdamaian” yang ingin membuat Rusia berpisah dari Sekutunya (Inggris dan Prancis) dan membuat perjanjian terpisah dengan Jerman.
Bukti yang Mendukung Tuduhan bahwa Rasputin adalah Mata-Mata
Para bangsawan dan politisi yang memusuhinya mengumpulkan beberapa bukti, atau lebih tepatnya, indikasi yang mencurigakan:
- Pandangan Pro-Perdamaiannya: Rasputin memang secara terbuka menentang perang. Dia mendesak Tsar untuk tidak terlibat dalam konflik sejak awal, dengan alasan bahwa perang akan membawa kehancuran bagi Rusia. Bagi para nasionalis, menentang perang sama dengan mengkhianati negara dan menguntungkan Jerman.
- Asosiasi yang Mencurigakan: Rasputin dikenal bergaul dengan berbagai macam orang, termasuk beberapa figur yang diduga memiliki simpati pro-Jerman atau terlibat dalam bisnis yang meragukan. Salah satu teman dekatnya, Alexander Protopopov, Menteri Dalam Negeri yang tidak kompeten, dituduh sebagai pengkhianat pro-Jerman.
- Gaya Hidup yang Boros: Musuhnya bertanya-tanya dari mana sumber uangnya. Sebagai seorang petani, bagaimana dia bisa membiayai pesta pora dan gaya hidupnya yang mewah? Isu yang beredar menyebutkan bahwa uang itu berasal dari sumber Jerman sebagai pembayaran atas jasanya.
- Propaganda dan Gosip: Media pada masa itu, yang dikendalikan oleh pihak oposisi, membanjiri publik dengan kartun dan artikel yang menggambarkan Rasputin sebagai agen Jerman yang sedang berbisik dengan Tsarina, sambil mengelus peta Rusia dengan niat jahat.
Membongkar Mitos: Kelemahan dalam Tuduhan Mata-Mata
Meskipun tuduhannya terdengar meyakinkan bagi publik yang sudah murka, bukti konkret bahwa Rasputin adalah mata-mata Jerman sangatlah lemah, bahkan tidak ada, menurut standar sejarah modern.
- Tidak Ada Bukti Dokumen: Tidak ada dokumen intelijen Jerman yang pernah ditemukan yang membuktikan bahwa Rasputin pernah dibayar atau direkrut oleh Jerman. Arsip dari periode tersebut tidak menunjukkan hubungan seperti itu.
- Motif Agama, Bukan Politik: Penentangan Rasputin terhadap perang kemungkinan besar berasal dari keyakinan mistik dan religiusnya, bukan loyalitas kepada Jerman. Sebagai seorang “orang suci”, dia melihat perang sebagai pembantaian yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Nasihatnya didasarkan pada keyakinannya yang salah bahwa perdamaian akan menyelamatkan Monarki Rusia dari kemarahan rakyat.
- Kecerdasan Jalanan, Bukan Intelijen Negara: Rasputin adalah manipulator yang ahli dalam politik istana dan membaca karakter orang, tetapi dia bukan ahli strategi geopolitik. Nasihatnya tentang perang dan pemerintahan seringkali tidak koheren dan egois, berfokus pada mempertahankan pengaruhnya sendiri, bukan pada melayani kepentingan asing.
- Kambing Hitam yang Sempurna: Rasputin adalah target yang mudah. Dia adalah petani yang tidak bersih, dengan moralitas longgar, yang memiliki pengaruh atas Tsarina. Para bangsawan yang iri dan politisi yang frustasi membutuhkan seseorang untuk disalahkan atas kekacauan di Rusia. Menyalahkan Rasputin sebagai “mata-mata Jerman” adalah cara yang efektif untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan kepemimpinan Tsar Nicholas II sendiri dan ketidakmampuan sistem politik Rusia secara keseluruhan.
Kesimpulan: Bukan Mata-Mata, tapi Simbol Kelemahan
Jadi, apakah Rasputin adalah mata-mata untuk Jerman?
Berdasarkan bukti historis yang ada, jawabannya hampir pasti tidak. Dia bukanlah agen bayaran yang canggih yang bekerja untuk Kaiser. Namun, kebenaran yang lebih bernuansa adalah bahwa dia menjadi alat yang tidak disengaja yang berguna bagi propaganda Jerman.
Intelijen Jerman memang melihat nilai dalam keberadaannya. Mereka menyadari bahwa pengaruhnya yang korosif terhadap istana merusak moral Rusia dan kemampuan perangnya. Seorang perwira intelijen Jerman bahkan pernah berkomentar, “Kami tidak perlu melakukan apa pun di Rusia. Rasputin sudah melakukan semua pekerjaan untuk kami.”
Dia bukan mata-mata, tetapi kehadirannya, pengaruhnya, dan skandal yang ditimbulkannya sangat merusak sehingga mencapai apa yang ingin dicapai oleh mata-mata Jerman: melemahkan Rusia dari dalam. Tuduhan bahwa Rasputin adalah mata-mata lebih merupakan cermin dari paranoia, politik yang beracun, dan keputusasaan yang melanda Rusia menjelang revolusi. Itu adalah narasi yang mudah yang digunakan oleh para pembunuhnya—para bangsawan yang ingin “menyelamatkan” Tsar dari dirinya sendiri—untuk membenarkan pembunuhan biadab mereka.
Pada akhirnya, kisah Rasputin sebagai mata-mata adalah sebuah legenda yang powerful, sebuah mitos yang terbentuk dari ketakutan perang dan kebencian politik. Meskipun mitos itu berhasil menghancurkan orangnya, mitos itu gagal menyelamatkan kekaisaran dan justru menjadi bagian dari epitaf untuk Kekaisaran Rusia yang jatuh.