Material radioaktif telah merevolusi dunia kedokteran, energi, dan industri. Namun, di balik manfaatnya, tersimpan kisah kelam tentang para perintis yang menjadi korban dari zat yang mereka teliti. Kematian para peneliti material radioaktif ini seringkali diselimuti keanehan dan tragedi, menjadi pelajaran berharga tentang betapa mematikannya radiasi jika tidak ditangani dengan benar.

Apa yang membuat kematian mereka begitu “aneh”? Mari kita selidiki kisah-kisah nyata di balik fenomena radioaktif yang tak terlihat namun mematikan ini.
1. Marie Curie: Sang Perintis yang Terbakar dari Dalam
Tidak ada nama yang lebih legendaris dalam dunia radioaktif daripada Marie Curie. Peraih dua Nobel (Fisika dan Kimia) ini adalah orang yang pertama kali menciptakan istilah “radioaktif“. Sepanjang hidupnya, ia bekerja tanpa henti dengan material radioaktif seperti radium dan polonium.
Kematian yang Aneh:
Marie Curie meninggal pada tahun 1934 akibat anemia aplastik. Kondisi ini terjadi karena sumsum tulangnya gagal memproduksi sel darah baru. Penyebabnya? Paparan radiasi tinggi selama puluhan tahun. Pada era itu, bahaya radioaktif belum sepenuhnya dipahami. Marie sering membawa sampel batu radioaktif di saku bajunya dan menyimpannya di laci meja kantornya.
Yang lebih mencengangkan, hingga hari ini, notebook dan buku masaknya masih sangat radioaktif dan disimpan dalam kotak berlapis timah. Kematiannya adalah contoh tragis dimana sang peneliti akhirnya dikorbankan oleh objek penelitiannya sendiri.
2. Eben Byers: Meninggal Setelah Menenggak Ramuan Radium
Kisah Eben McBurney Byers mungkin adalah yang paling ekstrem. Ia adalah seorang sosialita dan atlet kaya asal Amerika. Pada tahun 1927, ia mulai mengonsumsi minuman kesehatan bernama “Radithor”, yang diklaim sebagai obat untuk segala penyakit. Ramuan ini adalah air yang dicampur dengan radium dan unsur radioaktif lainnya.
Kematian yang Aneh:
Setelah mengonsumsi ribuan botol Radithor selama bertahun-tahun, tubuh Byers mulai hancur dari dalam. Tulang rahangnya perlahan-lahan rontok—sebuah kondisi yang dijuluki “radium jaw”. Radium, yang sifat kimianya mirip kalsium, diserap oleh tulangnya dan terus-menerus memancarkan radiasi yang menghancurkan jaringan di sekitarnya.
Ia meninggal pada tahun 1932 dalam penderitaan hebat. Ketika jenazahnya diekshumasi beberapa dekade kemudian, tubuhnya masih sangat radioaktif dan harus dimakamkan kembali dalam peti mati berlapis timah.
3. Louis Slotin: Kecelakaan “Demonstrasi” yang Fatal
Louis Slotin adalah seorang fisikawan yang terlibat dalam Proyek Manhattan (pembuatan bom atom). Pada tahun 1946, ia melakukan demonstrasi rutin yang dikenal sebagai “mengelus ekor naga”. Eksperimen ini melibatkan dua belahan berilium yang membungkus inti plutonium—material radioaktif paling berbahaya.
Kematian yang Aneh:
Sekrup obornya tergelincir, menyebabkan dua belahan itu bertemu dan memicu reaksi berantai kritis. Ruangan langsung dipenuhi cahaya biru dan gelombang panas. Slotin segera membelah kedua belahan itu dengan tangannya, menyelamatkan rekan-rekannya tetapi menyerap dosis radiasi mematikan.
Ia mengalami mual, muntah, dan rasa sakit yang luar biasa hanya dalam hitungan jam. Kondisinya memburuk dengan cepat: luka bakar internal, kerusakan sistem saraf, dan kegagalan organ. Ia meninggal sembilan hari kemudian. Kecelakaan ini mengakhiri praktik demonstrasi berisiko tinggi tersebut.
4. Cecil Kelley: Meledak dari Dalam Akibat Reaksi Kritikal
Cecil Kelley adalah seorang operator di fasilitas pemrosesan plutonium di Los Alamos. Pada tahun 1958, ia melakukan kesalahan fatal dengan menuangkan larutan plutonium yang salah ke dalam tangki pencampur. Konsentrasi plutonium yang tinggi menyebabkan reaksi berantai kritis secara tiba-tiba.
Kematian yang Aneh:
Kelley langsung menerima paparan radiasi yang sangat besar, setara dengan 20.000 sinar-X dada sekaligus. Ia dilaporkan berteriak, “Saya terbakar! Saya terbakar!” sebelum pingsan. Ia mengalami luka bakar radiasi internal yang parah dan meninggal 35 jam kemudian. Insiden ini menggambarkan betapa cepat dan dahsyatnya efek material radioaktif dalam dosis tinggi.
Apa yang Dapat Kita Pelajari dari Kematian Aneh Ini?
Kisah-kisah tragis ini bukan sekadar cerita horor masa lalu. Mereka memberikan pelajaran penting:
- Bahaya Tak Kasat Mata: Radiasi tidak terlihat, tidak berbau, dan tidak terasa, tetapi efek kumulatifnya bisa mematikan.
- Protokol Keselamatan yang Ketat: Setiap kematian ini berkontribusi pada pembuatan protokol keselamatan yang sangat ketat dalam menangani material radioaktif saat ini.
- Efek Kumulatif: Paparan jangka panjang, bahkan dalam dosis rendah seperti pada Marie Curie, dapat berakibat fatal.
- Penyalahgunaan Produk Radioaktif: Kisah Eben Byers memperingatkan kita akan bahaya produk konsumen yang mengandung unsur radioaktif tanpa pengawasan ketat.
Kesimpulan
Kematian aneh para peneliti material radioaktif adalah babak kelam dalam sejarah sains. Mereka adalah para martir yang, tanpa disadari atau karena ketidaktahuan, mengorbankan nyawa mereka untuk memajukan pemahaman kita tentang tenaga atom. Kisah mereka terus menjadi pengingat yang kuat akan kekuatan dahsyat alam dan pentingnya menghormati serta menangani material radioaktif dengan tingkat kehati-hatian yang tertinggi. Keanehan kematian mereka adalah bukti nyata dari sifat material radioaktif yang merusak dari dalam, sebuah warisan yang harus kita ingat agar tragedi serupa tidak terulang.