Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno, adalah sosok yang tak pernah lekang dari kontroversi, bahkan hingga akhir hayatnya. (Kata Kunci: Soekarno) Kehidupannya yang penuh gejolak, pemikiran yang visioner, dan akhir kekuasaan yang tragis meninggalkan banyak sekali tanda tanya. Salah satu misteri terbesar yang masih menyelimuti nama besarnya adalah tentang keberadaan sebuah surat wasiat yang konon ditulisnya sebelum wafat.

Wasiat ini bukanlah dokumen hukum biasa. Ia dikabarkan mengandung pesan-pesan politik yang menggemparkan, pengakuan yang mengejutkan, dan penunjukan penerus spiritual atau ideologis yang berbeda dari narasi resmi sejarah. Artikel ini akan mengupas tuntas seluk-beluk surat wasiat Soekarno yang kontroversial dan hilang tersebut, memisahkan fakta dari fiksi, dan menganalisis dampaknya terhadap wacana politik Indonesia modern.
Siapa Soekarno? Mengkontekstualisasikan Sang Proklamator
Sebelum menyelami misteri wasiatnya, penting untuk memahami betapa kompleksnya figur Soekarno. Sebagai arsitek bangsa, Bapak Bangsa, dan presiden pertama Indonesia, setiap kata, tindakan, dan dokumen yang terkait dengannya memiliki bobot sejarah yang sangat besar. (Kata Kunci: Soekarno) Masa kepemimpinannya ditandai dengan pergolakan besar: perang kemerdekaan, konfrontasi dengan negara adidaya, dan upaya mempersatukan nusantara yang sangat beragam. Konteks inilah yang membuat dugaan adanya surat wasiat rahasia menjadi begitu signifikan.
Klaim dan Versi: Ada Berapa “Surat Wasiat Soekarno”?
Terdapat beberapa klaim berbeda mengenai surat wasiat Soekarno, yang sering kali tumpang tindih dan membingungkan. Berikut adalah beberapa versi yang paling banyak beredar:
1. Wasiat untuk Guntur Soekarnoputra (Wasiat Keluarga)
Ini adalah wasiat yang diakui secara resmi oleh keluarga. Isinya lebih bersifat personal dan spiritual, berisi nasihat kepada putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra, untuk menjaga semangat dan nilai-nilai perjuangan. Wasiat ini tidak kontroversial dan jarang diperdebatkan.
2. “Dokumen Sarinah” dan Wasiat Politik
Versi inilah yang paling kontroversial dan sering disebut-sebut. Dokumen ini konon ditulis Soekarno selama masa tahanannya di Wisma Yaso, Jakarta. Isinya diklaim berisi:
- Pengakuan tentang peran PKI dalam peristiwa G30S: Soekarno konon menyatakan bahwa PKI tidak terlibat atau menjadi korban dari skenario yang lebih besar.
- Kritik terhadap Orde Baru: Pesan yang sangat kritis terhadap Mayor Jenderal Soeharto dan militer yang dianggapnya telah merebut kekuasaan secara tidak sah.
- Penunjukan Penerus: Beberapa klaim menyebutkan adanya penunjukan figur tertentu (bukan Soeharto) sebagai penerus estafet perjuangannya.
Klaim tentang dokumen ini pertama kali mencuat melalui sejumlah buku dan kesaksian dari orang-orang yang dekat dengan Soekarno di akhir hayatnya, seperti dokter pribadinya dan beberapa staf kepercayaannya.
Misteri Kehilangan: Mengapa Surat Itu Tidak Pernah Ditemukan?
Alasan utama surat wasiat politik ini tetap menjadi misteri adalah karena tidak pernah ditemukan orisinalnya secara terbuka yang dapat diverifikasi keasliannya oleh para sejarawan dan ahli forensik. Beberapa faktor penyebabnya:
- Pengawasan Ketat Orde Baru: Pada masa itu, segala sesuatu yang terkait dengan Soekarno diawasi dengan sangat ketat oleh rezim Soeharto. Dokumen apa pun yang dianggap subversif atau dapat mengganggu stabilitas kekuasaan akan dengan mudah “dihilangkan”.
- Tidak Ada Saksi Hukum yang Kredibel: Klaim tentang wasiat ini kebanyakan berasal dari kesaksian lisan yang sulit dibuktikan. Tidak ada notaris atau saksi hukum terpercaya yang muncul dan mengonfirmasi telah menyaksikan penulisan dan penandatanganan dokumen tersebut.
- Kondisi Soekarno yang Tidak Memungkinkan: Di akhir hidupnya, kesehatan Soekarno sangat buruk. Pertanyaan muncul, apakah secara fisik dan mental beliau masih mampu menulis dokumen panjang dan kompleks dalam pengawasan yang begitu ketat?
Analisis: Fakta atau Rekayasa Politik?
Para sejarawan umumnya bersikap sangat skeptis terhadap keberadaan surat wasiat politik tersebut.
- Dari Sisi Fakta: Tidak ada bukti fisik. Sejarah ditulis berdasarkan bukti, dan tanpa bukti otentik, klaim tersebut tetap berada di ranah mitos dan konspirasi.
- Dari Sisi Motif: Klaim tentang wasiat ini mulai banyak beredar pasca-keruntuhan Orde Baru pada 1998. Saat itu, terjadi upaya re-evaluasi sejarah dan delegitimasi terhadap rezim Soeharto. “Surat wasiat yang hilang” menjadi alat politik yang ampuh untuk melawan narasi resmi Orde Baru dan mengukuhkan posisi Soekarno sebagai korban kudeta. Ia menjadi simbol kebenaran yang sengaja disembunyikan.
Warisan yang Abadi: Makna di Balik Misteri
Terlepas dari ada atau tidaknya surat wasiat fisik, ide tentang wasiat Soekarno telah hidup dan memiliki nyawa sendiri. Misteri ini mencerminkan beberapa hal:
- Kegelisahan Sejarah: Bangsa Indonesia masih gelisah dengan transisi kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto. Wasiat yang hilang mewakili “kebenaran alternatif” yang dicari-cari oleh banyak orang.
- Perebutan Narasi: Perebutan makna atas warisan Soekarno masih terjadi hingga today. Kelompok politik berbeda menggunakan nama Soekarno untuk legitimasi mereka. Surat wasiat, atau ide tentangnya, adalah bagian dari perebutan narasi ini.
- Simbol Perlawanan: Bagi para pendukung setia Soekarno (Soekarnois), wasiat yang hilang itu adalah simbol perlawanan terhadap Orde Baru dan bukti bahwa perjuangan Bung Karno belum selesai.
Kesimpulan: Misteri yang Lebih Besar dari Dokumen
Pada akhirnya, Surat Wasiat Soekarno yang kontroversial dan hilang mungkin memang tidak pernah ada dalam bentuk fisik sebagaimana digembar-gemborkan. Namun, nilainya yang sesungguhnya bukan terletak pada kertasnya, melainkan pada fungsinya sebagai metafora.
Ia adalah cermin dari luka sejarah bangsa yang belum sepenuhnya pulih, sebuah pertanyaan yang belum terjawab, dan sebuah kerinduan akan figur pemimpin yang visioner dan berdaulat. (Kata Kunci: Soekarno) Misteri wasiatnya mengingatkan kita bahwa warisan Soekarno bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sebuah narasi yang terus hidup, diperdebatkan, dan ditafsirkan ulang oleh setiap generasi. Terlepas dari kontroversinya, satu hal yang pasti: semangat, gagasan, dan cita-cita Soekarno untuk Indonesia telah menjadi wasiat abadi yang tidak perlu dicari-cari karena telah terpampang jelas dalam setiap lembar sejarah Republik ini.