Nama Nyi Roro Kidul telah terpatri dalam benak kolektif bangsa Indonesia sebagai sosok penguasa gaib Laut Selatan yang misterius dan powerful. Legenda tentang kecantikannya yang abadi, istana bawah lautnya yang megah, dan kemarahannya yang dahsyat telah dituturkan dari generasi ke generasi. Namun, di balik selubung mitos dan dongeng rakyat, tersembunyi narasi lain yang lebih gelap dan jarang terungkap: sebuah teori yang menyatakan bahwa Nyi Roro Kidul bukanlah dewi, melainkan seorang wanita bangsawan yang tewas dalam konspirasi berdarah di lingkungan istana Mataram.

Artikel ini akan membedah legenda populer, menelusuri akar sejarahnya, dan mengajak Anda untuk mempertimbangkan sebuah perspektif alternatif yang kontroversial tentang asal-usul salah satu figur mistis paling terkenal di Nusantara.
Siapa Nyi Roro Kidul? Memahami Legenda Populer
Sebelum menyelami teori konspirasi, penting untuk memahami versi legendanya yang paling luas diterima.
Asal-Usul dalam Cerita Rakyat
Dalam berbagai versi cerita, Nyi Roro Kidul seringkali digambarkan sebagai seorang putri yang diusir dari kerajaannya akibat ulah ibu tiri yang iri atau karena kutukan. Versi paling umum menceritakan tentang Putri Kadita dari Kerajaan Sunda (atau Pajajaran) yang dikenal sangat cantik. Karena dikutuk hingga tubuhnya dipenuhi penyakit yang menjijikkan, ia diusir dan kemudian terjun ke Laut Selatan. Pada saat ia menyentuh air, kutukan itu lenyap dan ia berubah menjadi penguasa spiritual laut dengan kecantikan dan kekuatan yang abadi.
Peran dan Kekuasaan
Sebagai Ratu Laut Selatan, Nyi Roro Kidul dipercaya menguasai segala aspek Laut Selatan (Samudra Hindia). Ia memimpin bala tentara jin dan makhluk halus. Ia juga dikenal sangat protektif terhadap wilayahnya dan tidak segan menghukum siapa saja yang tidak menunjukkan rasa hormat, seperti mengenakan pakaian hijau di pantai (warna yang dikhususkan untuknya).
Hubungan dengan Penguasa Mataram
Legenda juga menceritakan tentang hubungan spiritualnya dengan Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam. Konon, Senopati melakukan semedi di pantai dan bertemu dengan Nyi Roro Kidul. Mereka menjalin perjanjian: Nyi Roro Kidul akan melindungi dan mendukung keturunan Senopati yang memimpin Mataram (yang kemudian menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta), sebagai imbalan atas pengakuan dan persembahan.
Teori Kontroversial: Kematian Nyi Roro Kidul dalam Konspirasi Istana
Di sinilah narasi tradisional berbelok. Sejumlah sejarawan dan pengkaji folklore melihat celah dalam legenda yang mengindikasikan sesuatu yang lebih politis dan duniawi.
1. Nyi Roro Kidul sebagai Tokoh Historis
Teori ini berangkat dari premis bahwa setiap mitos besar seringkali berakar pada peristiwa atau orang sungguhan. Nyi Roro Kidul diduga bukanlah dewi, tetapi seorang wanita elit—mungkin seorang putri, selir, atau punggawa kerajaan—yang memiliki pengaruh kuat, baik secara politik, spiritual, atau kedua-duanya. Ia mungkin adalah pemimpin sebuah kelompok spiritual pra-Islam yang berpengaruh di daerah pesisir selatan Jawa.
2. Konflik Kekuasaan di Awal Berdirinya Mataram
Pendirian Kerajaan Mataram Islam oleh Panembahan Senopati bukanlah proses yang mulus. Senopati harus menghadapi dan menundukkan berbagai kekuatan politik dan kepercayaan lokal yang sudah ada sebelumnya untuk memusatkan kekuasaan. Dalam konteks ini, seorang wanita berpengaruh seperti “Nyi Roro Kidul” bisa dilihat sebagai ancaman. Pengaruhnya yang besar atas masyarakat pesisir bisa membahayakan hegemoni penguasa baru dari pedalaman (Mataram).
3. Allegori dari Penaklukan Politik
Pertemuan antara Panembahan Senopati dan Nyi Roro Kidul dalam semedi bisa jadi adalah sebuah alegori atau metafora untuk sebuah peristiwa politik yang sebenarnya. “Pertemuan” itu mungkin merupakan negosiasi, atau bahkan konfrontasi, antara kekuatan baru (Mataram Islam) dengan kekuatan spiritual-politik lama yang masih bertahan.
Jika negosiasi gagal, sangat mungkin terjadi tindakan yang lebih keras. Teori konspirasi menyatakan bahwa wanita yang menjadi inspirasi legenda Nyi Roro Kidul ini disingkirkan—dibunuh atau dihilangkan—dalam sebuah operasi rahasia untuk melicinkan jalan bagi kekuasaan Mataram. Kematiannya kemudian “dirahasiakan” dan narasinya diubah.
4. Pembentukan Mitos sebagai Alat Legitimasi
Setelah ancaman itu disingkirkan, penguasa Mataram menghadapi masalah baru: bagaimana menguasai pengikut dari wanita tersebut tanpa menyebabkan pemberontakan? Solusinya adalah menciptakan mitos.
Kisah pertemuan spiritual antara Senopati dan Ratu Laut Selatan yang menghasilkan perjanjian dibuat. Dengan ini, Mataram tidak hanya melegitimasi kekuasaannya atas daratan, tetapi juga secara simbolis mengklaim kedaulatan atas laut dan kepercayaan lama. Mereka “mengkooptasi” legenda tersebut. Nyi Roro Kidul tidak dihilangkan dari ingatan orang, melainkan diubah dari seorang pemimpin manusiawi menjadi entitas mitis yang tunduk pada garis keturunan Mataram. Ini adalah strategi politik yang cerdik: mengakomodasi kepercayaan populer sambil sekaligus menundukkannya di bawah kekuasaan istana.
Bukti dan Petunjuk Pendukung Teori
Meski sulit dibuktikan secara empiris, beberapa hal ini sering dikemukakan pendukung teori:
- Ketiadaan Catatan yang Jelas: Cerita tentang Nyi Roro Kidul sangat cair dan memiliki banyak versi, yang khas untuk narasi yang dituturkan secara lisan dan mungkin diubah-ubah.
- Politik Mataram yang Known to be Tough: Sejarah Mataram Kuno dan Islam penuh dengan intrik, persaingan, dan konsolidasi kekuasaan yang kejam. Menyingkirkan rival bukanlah hal yang tabu.
- Fungsi Mitos: Dalam banyak kebudayaan, mitos sering digunakan untuk menjelaskan atau menutupi peristiwa sejarah yang traumatis atau tidak menyenangkan.
Kritik terhadap Teori Konspirasi
Tentu saja, teori ini memiliki banyak kelemahan:
- Kurangnya Bukti Historis Langsung: Tidak ada naskah atau prasasti kuno yang secara eksplisit menceritakan pembunuhan terhadap seorang ratu pesisir selatan.
- Mitos sebagai Ekspresi Budaya: Banyak antropolog berargumen bahwa legenda Nyi Roro Kidul adalah personifikasi dari kekuatan alam Laut Selatan yang ganas dan tidak terprediksi. Masyarakat agraris Jawa memandang laut sebagai dunia yang misterius dan berbahaya, sehingga wajar jika mereka menciptakan dewi yang menguasainya.
- Kekuatan Narasi Rakyat: Legenda ini mungkin hanya merupakan cerita rakyat yang berkembang begitu saja untuk menjawab rasa ingin tahu manusia tentang fenomena alam dan sejarah.
Kesimpulan: Di Mana Kebenaran Berada?
Kebenaran tentang Nyi Roro Kidul mungkin berada di suatu tempat di antara mitos dan sejarah. Sangat mungkin bahwa legenda ini adalah gabungan dari:
- Personifikasi alam akan laut yang perkasa.
- Sisa-sisa kepercayaan animisme dan dinamisme pra-Islam yang masih bertahan.
- Memori kolektif yang samar-samar tentang seorang atau beberapa orang wanita berpengaruh dalam sejarah Jawa kuno.
- Alat politik yang digunakan oleh Kerajaan Mataram untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan mengelola kepercayaan rakyat.
Apakah Nyi Roro Kidul tewas dalam konspirasi istana? Jawaban pastinya mungkin telah tenggelam bersama waktu di dasar Laut Selatan. Namun, teori ini memberikan lensa yang menarik untuk tidak hanya menerima legenda begitu saja, tetapi untuk melihatnya sebagai cermin dari pergulatan kekuasaan, agama, dan budaya yang membentuk sejarah Jawa.
Yang pasti, terlepas dari asal-usulnya yang sebenarnya, Nyi Roro Kidul telah menjadi ikon budaya yang tak terpisahkan, simbol misteri alam Indonesia, dan pengingat akan kekuatan narasi—baik yang suci maupun yang politis—yang mampu membentuk realitas selama berabad-abad.