Rahasia Lab Bawah Tanah Chernobyl yang Terlarang

Lebih dari tiga dekade setelah ledakan reaktor nomor 4 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl pada 26 April 1986, kisahnya masih menyimpan banyak misteri. Sementara dunia mengenal Pripyat yang terbengkalai dan sarkofagus raksasa, ada cerita lain yang tersembunyi di bawah tanah—sebuah cerita tentang keberanian, kepanikan, dan upaya gila untuk mencegah bencana kedua yang mungkin lebih mengerikan. Ini adalah rahasia lab bawah tanah Chernobyl yang terlarang, sebuah fasilitas rahasia dengan nama kode: Ekspedisi “Pluto”.

Chernobyl

Kengerian di Permukaan dan Ancaman dari Bawah

Setelah ledakan, prioritas utama adalah memadamkan kebakaran grafir dan mengubur reaktor yang masih menyala-nyala. Para “liquidator”—pahlawan yang tak terhitung jumlahnya—bekerja di permukaan, mempertaruhkan nyawa mereka terpapar radiasi mematikan.

Namun, di bawah puing-puing reaktor yang hancur, ancaman baru yang jauh lebih berbahaya mengintai. Inti reaktor yang meleleh, sebuah massa radioaktif yang disebut “corium” atau “Kaki Gajah”, telah membakar lantai betonnya dan terus merayap ke bawah. Di lantai dasar reaktor, terdapat kolam renang raksasa berisi air. Kolam ini adalah bagian dari sistem pendingin darurat.

Jika corium yang super panas (dengan suhu mencapai 2500°C) itu mencapai kolam berisi air tersebut, konsekuensinya akan dahsyat. Kontak antara massa radioaktif panas dan air akan memicu ledakan uap (steam explosion) yang sangat besar. Ledakan ini diperkirakan akan melontarkan material radioaktif yang tersisa ke atmosfer dengan kekuatan yang jauh lebih besar daripada ledakan awal, mencemari sebagian besar Eropa dan membuat wilayah yang tak bisa dihuni selama berabad-abad. Ini adalah skenario kiamat yang harus dihindari dengan cara apapun.

Kelahiran Ekspedisi “Pluto”: Misi Mustahil di Bawah Tanah

Untuk mencegah bencana kedua ini, para insinyur Soviet merancang rencana yang nyaris mustahil: mengirimkan tim untuk menggali terowongan di bawah reaktor yang meledak dan memasang sistem pendingin darurat.

Lokasi penggalian adalah ruang bawah tanah di sebelah reaktor nomor 3, yang masih beroperasi hingga November 1986. Tujuan mereka adalah menggali terowongan sepanjang 150 meter menuju area di bawah reaktor nomor 4 untuk memasang penukar panas dan memompa nitrogen cair untuk mendinginkan corium.

Inilah yang kemudian dikenal sebagai Laboratorium Bawah Tanah Chernobyl atau Ekspedisi “Pluto”. Namanya diambil dari operasi militer rahasia.

Kondisi Neraka bagi Para Pekerja

Menggali terowongan di bawah reaktor yang meleleh adalah tindakan bunuh diri. Tingkat radiasi di beberapa area penggalian sangat tinggi, hanya memungkinkan waktu kerja yang sangat singkat—kadang hanya 90 detik per orang per shift. Lebih lama dari itu, paparan radiasi akan melebihi batas seumur hidup.

Para pekerja, kebanyakan penambang batu bara dari wilayah Tula dan Donbas, menggali hampir secara manual dengan sekop dan peralatan ringan untuk menghindari getaran yang bisa meruntuhkan struktur yang sudah rapuh. Suhu di terowongan bisa mencapai 50°C dengan kelembapan tinggi dan sirkulasi udara yang buruk. Mereka hanya dilindungi oleh masker wajah sederhana dan pakaian kerja biasa, sementara dosimeter (pengukur radiasi) terus berbunyi dengan panik.

Mereka bekerja siang dan malam secara bergiliran, dengan motivasi yang sederhana: menyelamatkan Eropa dari kehancuran. Upaya heroik mereka berhasil. Dalam waktu sekitar enam minggu, terowongan sepanjang 150 meter itu selesai, lebih cepat dari jadwal.

Apa yang Terjadi di Dalam Lab Bawah Tanah Chernobyl?

Setelah terowongan selesai, misi “Pluto” berlanjut. Ruang bawah tanah itu berubah menjadi laboratorium dan pos pengamatan. Tujuannya:

  1. Memantau Perjalanan Corium: Para ilmuwan perlu tahu persis di mana “Kaki Gajah” itu berada dan ke mana arahnya. Mereka mengebor lubang dari terowongan ke arah atas untuk mengambil sampel dan mengukur suhu.
  2. Mendinginkan Fondasi: Sistem pendingin akhirnya dipasang untuk mendinginkan dasar beton reaktor dan menghentikan pergerakan corium lebih lanjut.
  3. Penelitian Rahasia: Lab bawah tanah ini menjadi tempat penelitian unik untuk mempelajari perilaku corium dan material yang terkena radiasi tinggi, data yang sangat berharga bagi industri nuklir.

Pada akhirnya, ditemukan bahwa corium tidak pernah mencapai kolam air. Massa radioaktif itu mendingin dan membeku tepat beberapa meter di atasnya. Meskipun ledakan uap akhirnya tidak terjadi, pada saat itu tidak ada yang tahu, dan pengorbanan para penambang adalah sebuah tindakan yang diperlukan berdasarkan ketidaktahuan tersebut.

Warisan dan Status Sekarang: Masuk ke Daftar Terlarang

Hari ini, Lab Bawah Tanah Chernobyl atau terowongan “Pluto” masih ada, tetapi sangat terlarang untuk dikunjungi. Berbeda dengan tur standar ke Pripyat dan area reaktor, akses ke terowongan ini sangat dibatasi bahkan untuk peneliti yang memiliki izin khusus.

Alasannya jelas: tingkat radiasi yang masih sangat mematikan. Corium yang membeku masih memancarkan radiasi tingkat tinggi yang dapat membunuh seseorang dalam hitungan menit. Beton dan tanah di sekitarnya juga telah terkontaminasi parah. Struktur terowongan sendiri juga dikhawatirkan sudah rapuh dan tidak stabil.

Lab ini menjadi simbol dari bab tersembunyi dalam bencana Chernobyl—sebuah bab tentang keputusasaan, respons cepat yang kacau, dan pengorbanan manusia yang luar biasa yang berhasil mencegah malapetaka yang jauh lebih besar. Itu adalah pengingat bahwa di balik bencana yang terlihat, selalu ada pertempuran tak terlihat yang dilakukan oleh orang-orang biasa yang melakukan hal-hal yang luar biasa.

Kisah Rahasia Lab Bawah Tanah Chernobyl ini mungkin tidak sepopuler cerita kota hantu, tetapi ini adalah bukti nyata dari betapa dekatnya dunia dengan bencana nuklir tingkat kepunahan dan keberanian manusia yang mencegahnya. Itu adalah warisan yang terkubur, tidak hanya di bawah tanah, tetapi juga dalam ingatan kolektif kita, menunggu untuk ditemukan dan diingat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *