Selama lebih dari dua milenium, sebuah gundukan raksasa berdiri dengan megah di tanah Tiongkok, menyimpan rahasia salah satu penguasa paling visioner dan kejam dalam sejarah manusia: Kaisar Pertama China, Qin Shi Huang. Dia adalah sang penyatu China, pembangun awal Tembok Besar, dan seorang tiran yang takut akan kematian. Kisahnya bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga jaringan rumit konspirasi, mistisisme, dan pencarian tanpa henti untuk sesuatu yang mustahil: keabadian.

Siapa Qin Shi Huang, Sang Kaisar Pertama?
Sebelum menyelami konspirasi, kita harus memahami sang pemain utama. Terlahir sebagai Ying Zheng pada 259 SM, dia naik takhta Kerajaan Qin pada usia 13 tahun. Dengan ambisi besi dan strategi militer yang tak terbendung, dia menaklukkan enam kerajaan pesaingnya, mempersatukan China untuk pertama kalinya pada tahun 221 SM.
Dia mengambil gelar Qin Shi Huang, yang secara harfiah berarti “Kaisar Pertama Qin”. Warisannya monumental: dia menstandarkan tulisan, mata uang, ukuran, dan sistem hukum di seluruh China. Dia juga memerintahkan penyambungan benteng-benteng pertahanan yang kelak menjadi Tembok Besar China. Namun, di balik semua pencapaian duniawinya, tersembunyi sebuah ketakutan yang mendalam—ketakutan akan akhir dari segalanya.
Obsesi Sang Kaisar Terhadap Keabadian
Seiring bertambahnya usia, obsesi Qin Shi Huang pada kematian berubah menjadi ketakutan yang melumpuhkan. Dia menjadi sangat terpaku untuk menemukan rahasia hidup abadi, sebuah quest yang akan mendefinisikan tahun-tahun terakhir pemerintahannya dan melahirkan banyak konspirasi.
Ekspedisi Pencarian Eliksir Kehidupan
Sejarah mencatat bahwa Kaisar Pertama mengirimkan banyak ekspedisi ke seluruh penjuru kekaisarannya dan beyond, mencari legenda “Pulau Para Dewa” atau “Penglai”, dimana dikabarkan tumbuh tanaman atau residensi dewa-dewa yang memiliki eliksir keabadian. Salah satu penjelajah paling terkenal adalah Xu Fu, seorang dukun atau alkemis yang dikirim dengan armada kapal, ribuan awak kapal, anak muda, dan pengrajin terampil untuk menemukan rahasia ini. Legenda mengatakan Xu Fu berlayar dan tidak pernah kembali, dengan beberapa teori menyatakan dia sampai di Jepang dan mendirikan komunitas di sana.
Penemuan Arkeologi yang Menggemparkan
Pada 1990-an, para arkeolog menemukan ribuan tablet kayu di sebuah sumur di provinsi Hunan. Tablet-tablet ini adalah dokumen administratif kekaisaran. Yang mengejutkan, beberapa di antaranya adalah dekret kekaisaran yang memerintahkan pencarian ramuan keabadian di seluruh negeri, serta laporan dari pemerintah daerah yang menyatakan mereka telah berusaha mencari tetapi belum berhasil menemukannya. Ini bukan sekadar legenda; ini adalah operasi negara berskala penuh yang didokumentasikan dengan resmi.
Lebih mencengangkan lagi, pada 2018, para arkeolog yang meneliti sumur lain di Hunan menemukan sebuah dokumen yang menyebutkan sebuah perintah dari sang kaisar: “Cari dan bawakan eliksir kehidupan yang sudah jadi.” Tanggapan dari sebuah desa terpencil masih bisa dibaca hingga hari ini: “Belum berhasil ditemukan, tetapi pencarian akan terus dilakukan.” Ini membuktikan bahwa obsesi ini nyata dan sangat mendalam.
Konspirasi Makam & Tentara Terakota
Pada 1974, para petani yang menggali sumur di Shaanxi secara tidak sengaja menemukan penemuan arkeologi terbesar abad ke-20: Tentara Terakota. Ribuan patung prajurit dan kuda yang detail, masing-masing dengan wajah unik, berdiri dalam formasi tempur. Mereka adalah penjaga makam Kaisar Pertama China.
Apakah Makam Itu Masih Utuh?
Menurut sejarawan besar Sima Qian, yang menulis sekitar seabad setelah kematian kaisar, makam itu adalah microcosm dari kekaisarannya. Diceritakan bahwa makam itu berisi istana, langit-langit dengan mutiara sebagai konstelasi bintang, dan sungai-sungai dari merkuri yang mengalir. Perangkap busur silang dipasang untuk membunuh siapa pun yang berani masuk.
Di sinilah konspirasi sebenarnya dimulai. Hingga hari ini, makam pusatnya sendiri belum digali. Alasannya kompleks: rasa hormat kepada leluhur, kekhawatiran akan kerusakan teknologi yang tidak memadai, dan… ketakutan akan kutukan atau bahaya yang tertanam di dalamnya.
Konspirasi Merkuri
Klaim Sima Qian tentang sungai merkuri lama dianggap sebagai dongeng. Namun, penelitian geofisika dan pengambilan sampel tanah di sekitar makam menunjukkan konsentrasi merkuri yang sangat tinggi, jauh di atas tingkat normal. Ini membenarkan sebagian catatan sejarah.
Merkuri (air raksa) dalam alkimia China kuno (Daoisme) diyakini sebagai komponen kunci untuk ramuan keabadian dan eliksir kehidupan. Ironisnya, logam berat ini sangat beracun dan kemungkinan besar berkontribusi pada kematian dini sang kaisar pada usia 49 tahun. Konspirasi yang pahit: dia mungkin mati karena mengejar apa yang ingin dihindarinya.
Teori Konspirasi Terbesar: Apakah Qin Shi Huang benar-benar mati? Beberapa teori marginal bertanya-tanya apakah ekspedisi Xu Fu berhasil dan membawa kembali sesuatu, atau apakah sang kaisar menemukan semacam “keabadian” dalam bentuk lain di dalam makamnya yang tertutup rapat. Tentu saja, ini adalah spekulasi liar, tetapi menambah aura misteri yang menyelimutinya.
Warisan Pencarian yang Tidak Pernah Usai
Kisah Qin Shi Huang adalah peringatan abadi tentang ambisi manusia yang tak terbatas dan ketakutan kita yang paling mendasar. Pencariannya untuk keabadian mungkin gagal, tetapi secara tidak langsung, dia mencapainya.
Dia mencapai keabadian melalui warisan budaya dan politiknya: nama “China” sendiri berasal dari dinastinya, Qin (diucapkan “Chin”). Setiap turis yang berdecak kagum pada Tentara Terakota, setiap orang yang membaca tentang sejarahnya, membuatnya tetap hidup. Makamnya yang tidak tersentuh adalah kotak harta karun terakhir dari zaman kuno, menunggu saat ketika teknologi dan keberanian manusia siap untuk membuka segelnya dan mungkin, mengungkap kebenaran akhir dari semua konspirasi Kaisar Pertama China.
Pencarian keabadiannya mungkin telah berakhir di dalam makam, tetapi legenda dan misterinya terus hidup, abadi dalam imajinasi kita.