Kata kunci “Al-Shabaab dibuat oleh CIA” banyak beredar di internet, merujuk pada teori konspirasi yang menyatakan bahwa kelompok militan Somalia yang terkenal kejam itu adalah ciptaan badan intelijen Amerika Serikat. Teori ini menggambarkan narasi yang familiar: sebuah kekuatan adidaya menciptakan monster untuk memenuhi agenda geopolitiknya, hanya untuk kehilangan kendali atasnya. Namun, seberapa valid klaim ini? Artikel ini akan menelusuri akar sejarah Al-Shabaab, menganalisis teori konspirasinya, dan memisahkan fakta dari fiksi.

Siapa Sebenarnya Al-Shabaab? Asal-Usul yang Terjalin dengan Konflik Somalia
Untuk memahami teori konspirasi ini, kita harus pertama-tama memahami latar belakang Al-Shabaab. Klaim “Al-Shabaab dibuat oleh CIA” mengabaikan konteks sejarah yang kompleks dan berlarut-larut di Somalia.
Al-Shabaab (Harakat al-Shabaab al-Mujahideen, atau “Gerakan Pemuda Mujahidin”) bukanlah entitas yang muncul dari vacuum. Kelompok ini lahir dari kekacauan perang saudara Somalia yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Akar langsungnya dapat ditelusuri ke awal tahun 2000-an.
Setelah kejatuhan rezim Siad Barre pada tahun 1991, Somalia jatuh ke dalam anarki yang dipimpin oleh para warlord. Pada tahun 2006, sebuah kekuatan baru muncul: Uni Pengadilan Islam (ICU). ICU berhasil membawa stabilitas dan tatanan hukum yang kasar di Mogadishu dan sebagian besar Somalia selatan, yang disambut baik oleh banyak warga yang lelah dengan perang.
Al-Shabaab awalnya adalah sayap pemuda dan militer yang lebih radikal dari ICU. Ketika Ethiopia—dengan dukungan diplomatik dan (menurut banyak sumber) dukungan logistik terselubung dari AS—menginvasi Somalia pada akhir 2006 untuk menggulingkan ICU, kelompok inilah yang melanjutkan perlawanan paling sengit.
Kekalahan ICU dalam perang konvensional melawan Ethiopia memicu kebangkitan gerilya. Al-Shabaab, dengan narasi perlawanan terhadap penjajah asing dan pemerintahan transisi yang didukung Barat, mendapatkan momentum, merekrut anggota, dan semakin mengadopsi ideologi jihadis global yang selaras dengan Al-Qaeda.
Jadi, Al-Shabaab muncul sebagai kekuatan utama sebagai reaksi langsung terhadap invasi Ethiopia, bukan sebagai proyek yang sengaja diciptakan di sebuah ruangan rahasia di Langley, Virginia.
Mengapa Teori “Al-Shabaab Dibuat oleh CIA” Muncul?
Teori konspirasi jarang muncul tanpa alasan. Mereka biasanya memanfaatkan kebenaran yang dipelintir atau pola sejarah yang nyata. Dalam kasus ini, ada beberapa alasan mengapa teori “CIA menciptakan Al-Shabaab” mendapatkan daya tarik:
- Pola Sejarah CIA yang Terbukti: CIA memiliki catatan dokumentasi dalam mendukung kelompok mujahidin selama Perang Soviet-Afghanistan di tahun 1980-an. Bantuan kepada para pejuang (yang kemudian melahirkan Taliban dan Al-Qaeda) untuk melawan USSR adalah fakta sejarah. Masyarakat melihat pola ini dan dengan mudah menerapkannya pada konflik lain, seperti di Somalia.
- Dukungan AS untuk Ethiopia: AS memberikan dukungan intelijen, dana, dan persenjataan kepada Ethiopia selama invasi 2006. Karena invasi inilah Al-Shabaab bangkit, logika belakangnya adalah: “AS mendukung Ethiopia -> Invasi menguatkan Al-Shabaab -> Oleh karena itu, AS sengaja menciptakan Al-Shabaab.” Ini adalah penyederhanaan yang mengabaikan niat dan hasil yang tidak diinginkan (blowback).
- Narasi Anti-AS dan Anti-Imperialisme: Di kawasan Tanduk Afrika dan dunia Muslim secara luas, terdapat ketidakpercayaan yang mendalam terhadap motif AS. Teori konspirasi yang menempatkan AS sebagai dalang di balik setiap kekacauan cocok dengan narasi ini dan digunakan oleh pihak-pihak, termasuk Al-Shabaab sendiri dan pendukungnya, untuk mendelegitimasi perlawanan terhadap mereka.
- Kebutuhan akan Penjelasan Sederhana: Konflik di Somalia sangat rumit, melibatkan klan, sejarah kolonial, dan perebutan sumber daya. Teori konspirasi yang menyatakan “CIA menciptakan Al-Shabaab” memberikan penjelasan yang rapi dan sederhana untuk kekacauan yang sangat kompleks, sehingga mudah untuk dipercaya dan disebarluaskan.
Membedah Teori: Apakah Ada Kebenarannya?
Meskipun narasinya menarik, bukti kuat yang mendukung klakim bahwa Al-Shabaab dibuat oleh CIA sangatlah tidak ada. Sebaliknya, bukti-bukti justru menunjukkan:
- Lawan Geopolitik AS: Al-Shabaab sejak awal telah memusuhi kepentingan AS dan sekutunya. Mereka telah melakukan serangan terhadap kepentingan Uganda dan Burundi (penyumbang pasukan untuk misi perdamaian Uni Afrika yang didukung AS) dan secara terang-terangan mengadopsi retorika anti-Barat.
- Afiliasi dengan Al-Qaeda: Pada tahun 2012, Al-Shabaab secara resmi bersumpah setia kepada Al-Qaeda, organisasi yang merupakan musuh bebuyutan AS. Sangat tidak masuk akal bagi CIA untuk menciptakan kelompok yang kemudian akan bergabung dengan jaringan teroris yang telah menghabiskan triliunan dolar untuk diperangi.
- Konsep “Blowback”: Apa yang sering disalahartikan sebagai “penciptaan” yang disengaja sebenarnya adalah contoh klasik dari “blowback” — konsekuensi yang tidak diinginkan dan tidak terduga dari operasi rahasia. Dukungan AS untuk invasi Ethiopia memang tidak langsung berkontribusi pada kebangkitan Al-Shabaab dengan menciptakan kekosongan kekuasaan dan kemarahan populasi yang dimanfaatkan oleh kelompok radikal. Ini adalah hasil kebijakan yang ceroboh, bukan rencana yang jahat.
Kesimpulan: Kelalaian vs. Kesengajaan
Klaim bahwa “Al-Shabaab dibuat oleh CIA” adalah teori konspirasi yang menyesatkan. Al-Shabaab adalah produk dari konflik internal Somalia, kegagalan negara, dan reaksi terhadap intervensi asing, khususnya invasi Ethiopia tahun 2006.
Peran AS lebih tepat digambarkan sebagai peran pemicu tidak langsung melalui dukungannya kepada Ethiopia, yang pada akhirnya menciptakan kondisi yang sempurna bagi ekstremisme untuk berkembang. Ini adalah contoh kelalaian strategis dan blowback, bukan skema jahat penciptaan yang disengaja.
Mengurangi kompleksitas konflik Somalia menjadi teori konspirasi yang sederhana justru berbahaya. Hal itu mengaburkan akar permasalahan yang sebenarnya—tata kelola yang buruk, kemiskinan, dan persaingan klan—dan menghalangi pemahaman yang mendalam yang diperlukan untuk menemukan solusi yang berkelanjutan bagi rakyat Somalia. Memahami bahwa Al-Shabaab adalah monster yang lahir dari rahim kekacauan Somalia sendiri, yang kadung diperparah oleh kebijakan luar negeri yang keliru, adalah langkah pertama yang kritis untuk mengatasinya.